Ketua Umum Muhammadiyah: Dari Kata Sering Ada Bencana

Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Sumber :
  • VIVA/Agus Rahmat

VIVA.co.id - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menilai, perlunya seorang pemimpin dalam menjaga ucapannya. Hal tersebut, tak terlepas dari polemik ucapan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok, yang mengutip surat Al-Maidah ayat 51.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

Pernyataan Ahok itu, kemudian dinilai sebagai penistaan agama. Bahkan, pada Jumat 4 November 2016, rencananya akan terjadi unjuk rasa akibat polemik itu.

"Belajarlah dari pengalaman ini, tentang perlunya para pejabat publik, tentu termasuk para tokoh agama untuk merawat kata, karena dari kata itulah sering ada bencana," kata Haedar, usai bertemu Presiden Joko Widodo di kantor Presiden, Jakarta, Selasa 1 November 2016.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

Haedar menyebut bahwa seorang pejabat publik bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang teladan. Menurut dia, seorang pejabat publik, penting dalam mengedepankan sikap keteladanan bagi bawahan, atau warganya.

"Jadi, pemimpin itu bukan hanya meraih kesuksesan, tetapi juga keteladanan, dan ini bagian dari revolusi mental yang menjadi bagian nawacita Presiden," ujar Haedar. (asp)

2 Alasan PDIP Jagokan Ahok Kembali Pimpin Jakarta 2024
Terdakwa kasus penistaan agama M Kace menjalani persidangan pembacaan tuntutan

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hukuman 10 tahun penjara untuk terdakwa M Kece terkait kasus penistaan agama.

img_title
VIVA.co.id
24 Februari 2022