Memilah Kabar 'Hoax' Jelang Demo 4 November

Ilustrasi/Kabar hoax
Sumber :
  • PeopleOnline

VIVA.co.id – Sejumlah kabar bohong atau hoax merebak di jejaring sosial menjelang demo massal pada Jumat, 4 November 2016 di Jakarta.

Mobil Listrik Toyota bZ3C dan bZ3X Resmi Meluncur, Begini Tampilannya

Tak jelas siapa yang memicu penyebaran kabar bohong tersebut. Namun sejumlah isu negatif dan bohong itu dalam waktu singkat menyerbu pengguna Facebook, Twitter, atau pun ke aplikasi percakapan WhatsApp.

Beberapa pesan itu pun mengundang amarah dan kebencian. Dan beberapa lainnya karena mencerna dengan baik, akhirnya pesan itu diabaikan dan tidak disebar ulang.

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir

Berikut sejumlah kabar hoax yang sempat menyebar di jejaring sosial dan telepon seluler.

1. Teror bom di demo 4 November
Pekan lalu, beredar sebuah telegram palsu yang menggunakan nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Surat itu menyebut bahwa ada ancaman teror besar saat demo 4 November. Dikatakan bahwa akan ada penyiapan aksi bom disertai penembakan dan pembunuhan.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Namun demikian, kabar ini dipastikan hoax. Kepolisian tidak pernah menerbitkan imbauan apa pun terkait ancaman bom di demo 4 November 2016.

2. Pasukan China masuk Indonesia
Sebuah pesan berantai menuliskan informasi terkait kemunculan 500 warga negara China datang ke Jakarta melalui Bandara Soekarno Hatta. Disebutkan dalam pesan itu ratusan orang asing itu hendak membela Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dikatakan dalam pesan itu, 500 warga China itu telah ada di Terminal D Bandara Soekarno Hatta pada Jumat, 28 Oktober 2016 sekira pukul 20.15. Mereka berangkat menggunakan pesawat Cathay Pasific CX719.

"Tidak ada warga negara China. Masyarakat jangan mudah percaya dengan isu-isu yang belum tentu kebenarannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono.

3. Hina Ahok, Amien Rais diperiksa polisi
Nama Amien Rais mencuat setelah dikabarkan akan diperiksa Bareskrim Polri terkait pernyataan kerasnya tentang Ahok. Di jejaring sosial bahkan muncul berita tentang instruksi Kapolri untuk menangkap dan memeriksa mantan Ketua Umum PAN tersebut. 

Tentunya, sejumlah pesan itu masih banyak lagi dan kini mungkin bisa jadi menyebar banyak di lingkungan publik. Sejauh ini kepolisian selalu mengupaya untuk mengingatkan pengguna jejaring sosial agar berhati-hati terkait isu yang beredar di jejaring sosial.

Lewat akun Twitter resmi Mabes Polri khusus kejahatan internet @CCICMabesPolri, akun ini terus melakukan sosialisasi untuk bijak mencerna isu yang berkembang di jejaring sosial.

Diharapkan dengan kebijakan publik, dapat memahami dan memilah mana informasi yang baik dan layak untuk kemudian dibagikan kembali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya