Demo ke Jakarta, FPI Jawa Tengah Iuran Rp200 Ribu/Orang

Ilustrasi/Anggota Front Pembela Islam (FPI).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Organisasi masyarakat Front Pembela Islam Jawa Tengah mengaku akan memberangkatkan 3.000 anggotanya untuk berpartisipasi dalam demo 4 November 2016 di Jakarta.

Pemudik Harus Hati-hati, Ada 19 Perlintasan Kereta Api di Brebes Tanpa Palang Pintu 

Unjuk rasa itu  ikut menyuarakan dukungan penindakan atas ulah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dianggap telah menodai agama Islam.

Dari pengakuan anggota FPI Jawa Tengah, keberangkatan mereka ke Jakarta murni solidaritas dan serentak berangkat dengan menumpang bus menuju Jakarta.

100 Kilometer Jalan di Jateng Rusak karena Banjir, Perbaikan Dikebut hingga H-7 Lebaran

"Aksi ini murni solidaritas pribadi. Bahkan tiap orang rela membayar sendiri dengan iuran Rp200 ribu," kata Koodinator Tim Advokasi FPI Jawa Tengah Zaenal Abidin Petir, Kamis, 3 November 2016.

Menurut Zainal, selain iuran anggota sukarela. Pendanaan keberangkatan ribuan anggota FPI Jawa Tengah itu juga didapat mereka dari sumbangan para donatur.

Waduh, Polda Jateng Amankan 1.904 Pelaku Perzinahan Selama Ramadhan

Zaenal enggan menyebut berapa total uang yang terkumpul dari para donatur. Namun ia memastikan donasi itu banyak bentuknya mulai dari transportasi maupun biaya akomodasi para peserta demo yang hendak ke Jakarta pada 4 November.

"Bagi kami, kalau sudah urusan agama, uang pribadi sudah tidak dihitung," kata Zaenal.

Menurut Zaenal, keberangkatan ribuan anggota FPI Jawa Tengah ini telah berlangsung sejak Selasa, 1 November 2016. Mereka tak cuma FPI, namun juga dari ormas Islam lain seperti Gerakan Pemuda Ka'bah.

Umumnya, kata Zaenal, mereka berasal dari Kota Semarang, Kabupaten Purworejo, Cilacap, Kabupaten Semarang, Temanggung, Wonosobo, Kendal, dan Solo. "Titik puncaknya hari ini seluruhnya berangkat pakai armada bus," katanya.

Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi Informasi Publik Jateng itu pun menyatakan, bahwa sebelum berangkat seluruh anggota FPI Jawa Tengah telah diberikan pemahaman untuk melakukan aksi damai tanpa ada kekerasan. Koordinasi dengan unsur kepolisian pun dilakukan dalam aksi damai serentak itu.

"Yang jelas kami patuh segala perundangan. Kami perintahkan anggota tidak lakukan sweeping dan anakis. Kita sampaikan pendapat di muka umum dan tak mengganggu hak orang lain," katanya.

Pihaknya pun beharap melalui aksi damai pada 4 November itu, aparat kepolisian dapat menindak perbuatan yang telah dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Semoga ini jadi pelajaran Ahok agar tak lagi menimbulkan polemik melalui perkataannya yang mengakibatkan adanya disintegrasi umat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya