Polri Waspadai Teror ISIS di Sidang Interpol Bali

Ilustrasi polisi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wira Suryantala

VIVA.co.id – Kepolisian Republik Indonesia mewaspadai kemungkinan gangguan keamanan dari kelompok tertentu dalam agenda sidang umum International Criminal Police Commision, atau Interpol ke -85 di Bali Nusa Dua Convetion Center, pada 7-10 November 2016.

Jelang Lebaran, Satgas Pangan Polri Waspadai Kelonjakan Harga Bahan Pokok di Babel

Kepala Bagian Bin Ops Roops Polda Bali, Ajun Komisaris Besar Polisi Ni Wayan Sri Yudawatni Wirawati mengatakan, kemungkinan gangguan kemanan itu dari kelompok teroris salah satunya dari organisasi Islamic Irak dan Suriah (ISIS) maupun dari kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan almarhum Santoso ,alias Abu Wardah.

"Kita tahu semua (negara) belum satu pun memberikan jaminan bebas teroris, termasuk kami di Bali, yang telah beberapa kali mengalami pengalaman pahit yang kita tidak boleh berulang kembali," kata Wayan di Bali, Minggu 6 November 2016.

Keliling Pasar di Jatim, Satgas Pangan Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil

Kemudian, kata Sri, antisipasi gangguan keamanan lainnya dari kelompok separatisme yang masih ada di Indonesia, salah satunya organisasi Papu Merdeka. "Kami tetap melakukan antispasi (OPM)," ujarnya.

Selain itu, kemungkinan gangguan keamanan masa berasal dari lokal Bali itu sendiri. Salah satunya masih ada sebuah tuntutan dari salah satu organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), buruh, dan perjuangan soal Hak Asasi Manusia.

Diduga Produksi Oli Palsu, Komunitas Aktivis Muda Indonesia Desak Mabes Polri untuk Segera Tangkap

"Misalnya, For Bali masih terus melakukan tuntutan sesuai harapan berkaitan reklamasi," ujarnya.

Kata Sri, pro kontra pada tingkat lokal berkaitan dengan kawasan Teluk Benoa yang dimotori oleh Gendo, yaitu yang berhubungan dengan reklamasi di kawasan perairan Teluk Beno Kuta Selatan, Kabupaten Bandung.

"Organisasi Fulan Dafa dan Falun Gong. Kita antisipasi mereka tidak lakukan aksinya, karena kita tahu yang disoroti adalah China. China sebagai tuan rumah Interpol 2017, saat ini delegasi paling banyak di China," katanya.

Selanjutnya, kata Sri, kemungkinan gangguan kecil terkait adanya pro kontra antara para utusan negara yang akan hadir di Sidang Umum Interpol di Bali.

"Misalnya, negara-negara yang ada kedatangan di sana, apakah tidak mungkin membawa kerawanan hadir di sini. Antisipasinya, bagaimana penataan dari kedatangan, penginapan, termasuk pengaturan tempat duduk ketika sidang berlangsung," katanya. (aspP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya