- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Seorang mahasiswa di Semarang tewas mengenaskan usai mengamuk dan memukul kaca sebuah salon potong rambut, Senin, 7 November 2016. Pemuda bernama RS (22) itu diduga depresi dan mengaku memiliki masalah dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
Kesaksian seorang pegawai salon, Khairul Hidayatunnisa (25). Kejadian itu bermula saat RS mendatangi salonnya sekira pukul 10.30. Awalnya ia meminta untuk dipotong rambutnya.
"Saat datang dia baik-baik saja dan minta dipotong rambut dan juga semir. Korban sempat tanya-tanya harga juga dan nyodorin uang Rp150 ribu," kata Nisa.
Tanpa curiga, Nisa pun menuruti permintaan korban dengan menyemir rambut korban. Tapi saat proses semir itu berlangsung, korban yang memakai kaos bola warna biru itu sontak berperilaku aneh.
"Saat semir itu tiba-tiba kaki korban (RS) ditendangin ke tembok. Dia teriak kalau punya masalah keluarga dan sekolah," ujar Nisa menirukan perkataan korban.
Anehnya lagi, lanjut Nisa, RS juga minta agar rambut kepalanya digundul. Perilakunya pun semakin aneh dengan menangis histeris. Korban saat itu mengamuk dengan melempar bantalan kayu ke pintu salon hingga pecah. Lima pegawai di salon saat itu mulai khawatir dan keluar dari salon.
"Saat ngelempar bantalan kayu, korban sempat bilang katanya punya masalah sama Badan Intelijen Negara," ujar Nisa.
Amukan korban semakin menjadi dengan membabi buta memukul kaca salon hingga pecah. Akibatnya tangan kanan korban robek dan bersimbah darah di ruangan salon.
Setelah mengalami luka, korban justru mengambil posisi tidur telentang di ruang creambath. Darah pun mengalir hingga korban lemas dan tergeletak di kursi creambath.
Pegawai salon yang panik lalu melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Namun saat polisi datang, rupanya nyawa korban sudah tak tertolong akibat luka robek di tangannya.
Kapolsek Semarang Barat Kompol Cahyo Widyatmoko mengaku korban tewas akibat luka robek ditangan kanannya. Bahkan robekan tangan akibat pecah kaca itu hingga menganga sepanjang lima sentimeter.
"Dugaannya nadinya putus hingga korban meninggal. Kalau penyebab korban mengamuk diduga karena depresi dan tak kontrol," jelas Cahyo.
Saat ini Tim Inafis Polrestabes Semarang telah mengevakuasi korban untuk dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang. Sementara salon tempat korban tewas kini telah diberi garis polisi.