- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Pemerintah lndonesia didesak segera menciptakan keadaan damai dan aman kepada warganya, dari tindak terorisme. Hal ini melihat aksi teror yang kembali terjadi di tengah masyarakat dalam beberapa waktu belakangan.
Salah satu teror yang menyita perhatian adalah ledakan bom molotov di lingkungan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu 13 November 2016 lalu. Dalam insiden ini, seorang balita meninggal dunia.
"Negara dalam hal ini Presiden, Wakil Presiden, dan Kepolisian, agar dapat menjamin keamanan dan kedamaian, dengan menindak tegas pelaku kekerasan dan mencegah upaya-upaya pengacauan keamanan atas nama agama dan atau politik. Negara tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok tersebut," kata perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil, Ray Rangkuti di Maarif lnstitute, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, 15 November 2016.
Ray merasa prihatin atas aksi kekerasan yang kian marak, dan merusak rasa aman masyarakat. Menurut dia, masyarakat juga harus menciptakan situasi dan kondisi yang aman, nyaman, dan damai, secara bersama-sama.
"Kedewasaan masyarakat lndonesia tengah diuji melalui serangkaian aksi-aksi tidak simpatik," ujarnya menambahkan.
Ray pun mengimbau seluruh tokoh, baik agama, politik, adat, hingga masyarakat, agar turut serta menciptakan situasi kondusif. Caranya, dengan memberikan beragam pernyataan yang menyejukkan.
"Kami menyerukan agar dapat memberikan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan dan menghindari adanya polemik di masyarakat, terutama berkaitan dengan isu SARA.”
(mus)