Kasus Bom Samarinda, Polisi Periksa Masjid dan Rumah Warga

Penggeledahan rumah terduga teroris bernama J di Samarinda Kalimantan Timur. Diduga warga bernama J ini berkaitan dengan ledakan bom di Gereja Oikumene, Rabu (16/11/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/tribratanews

VIVA.co.id – Proses pemeriksaan terhadap aksi teror bom di Gereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur masih terus bergulir. Setidaknya, hingga Rabu 16 November 2016, 19 orang saksi masih menjalani pemeriksaan.

Polres Jaktim Tangkap 24 Remaja Diduga Hendak Tawuran, Sita Celurit hingga Bom Molotov

Tak cuma itu, kepolisian bersama Densus 88 Antiteror juga melakukan penggeledahan di sebuah masjid tanpa nama di Samarinda Seberang serta sebuah rumah milik warga bernama J di Kelurahan Tani Aman Kota Samrinda.

Tak dirinci siapa J yang ikut digeledah rumahnya oleh kepolsian. Namun, seperti dilansir dari laman tribratanews, penggeledahan ini berkaitan erat dengan pengembangan jaringan Juhanda, pelaku teror bom di Gereja Oikumene Samarinda.

Ada Bom Molotov Ketika Polisi Tangkap 10 Remaja yang Hendak Tawuran

Kondisi Korban

Sementara itu, kondisi tiga bocah yang menjadi korban ledakan bom di Gereja Oikumene dilaporkan telah membaik.

2 Kali Rumahnya Dilempari Bom Molotov, Ketua GP Ansor Lampung Lapor Polisi

Saat ini, ketiga korban, yakni Triniti, Anita dan Alfredo seluruhnya sudah disatukan penanganannya di Rumah Sakit AW Sjahranie Samarinda.

"Seluruh korban sudah menunjukkan perubahan membaik," kata Rachim Dinata, Direktur Rumah Sakit AW Sjahranie, Rabu 16 November 2016.

Triniti, salah seorang korban berdasarkan pengakuan keluarganya telah bisa berbicara dan semakin sering menangis usai terkena bom pada tiga hari lalu.

Trauma paru-parunya akibat asap ledakan juga telah mendekati sembuh meski fisiknya masih mengalami luka bakar hingga 50 persen. "Kami akan teru kawasi ketat korban. Setidaknya sampai melewati masa kritis 20 hari," kata Rachim.

Muhammad Asri Sattar / Samarinda

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya