Cari Keadilan Keliling Indonesia, Kini Berharap pada Jokowi

Indra Azwan (tengah), tunjukkan tanda tangan dukungan gubernur se-Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id – Indra Azwan, tuntas melakukan perjalanannya mengelilingi Indonesia, demi mencari keadilan atas kasus yang menimpa anaknya, Rifki Andika. Anaknya itu tewas dalam kasus tabrak lari pada 8 Februari 1993 silam.

Misteri Prabu Jayabaya yang Belum Terpecahkan, Dipercaya Sebagai Jelmaan Dewa

Perjalanan ini dia mulai 9 Februari 2016 dari Aceh, aksi Indra berakhir di Bali pada 19 September 2016. Dia mengaku berhasil menuntaskan aksi jalan kaki ke-34 provinsi di Indonesia. Sebagai bukti, setiap provinsi yang dia singgahi, pria berusia 57 tahun itu menemui gubernur setempat dan meminta mereka membubuhkan tanda tangan sebagai tanda dukungan terhadap aksinya.

"Jadi misi saya supaya pemerintah, tanggung jawab, pemerintah supaya perhatikan kasus saya," tuturnya di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rabu, 30 November 2016.

Perempuan dan Anak-anak Palestina Menanggung Beban Paling Berat

Sebab, "Putusan pengadilan tidak memuaskan tuntutan saya, sampai putusannya dianggap kedaluwarsa. Yang saya tuntut yang buat kedaluwarsa ini (kasus), kenapa enggak diproses hukum, keanehan terasa sekali. Kasus tahun 1993, tahun 2004 baru disidik, tahun 2006 sidang pertama. Sidang kedua tahun 2008 masuk akal enggak?" 

Dia mengaku akan segera bertemu dengan Presiden Joko Widodo setelah aksi dia jalan kaki telah usai. Dia berharap Jokowi bisa menegakkan keadilan terhadap kasus anaknya yang sudah terkatung-katung tak jelas selama 23 tahun.

Ucapkan Selamat Idul Fitri, Megawati Ingatkan Menegakkan Kebenaran dan Keadilan

Tak hanya pada kasus anaknya, Indra juga meminta Jokowi agar bisa memberikan keadilan,terhadap semua kasus masyarakat yang memiliki kasus hukum, namun tak kunjung mendapat keadilan.

Sebab, selama mengelilingi Indonesia dengan berjalan kaki, dia mendapati banyak masyarakat memiliki persoalan yang mirip.

Kini, dia masih menunggu jawaban pihak Istana agar bisa segera bertemu Jokowi dan menjelaskan  maksudnya. Surat untuk bertemu dengan Presiden sudah dia layangkan sejak 2 Mei 2016, tapi hingga kini belum mendapat jawaban.

Indra menjelaskan, ada tiga poin yang ingin dia sampaikan jika berhasil bertemu Jokowi. Di antaranya, dia meminta kasus kematian anaknya mendapatkan pengawalan.

"Yang paling penting dan rawan, saya mau sampaikan amanah dari tokoh-tokoh ex GAM. Amanahnya untuk sementara saya enggak bisa sampaikan. Saya sempat ditemui di tiga tempat berbeda dalam perjalanan kaki saya itu di Aceh. Andai kata rezeki saya ketemu Presiden, akan saya sampaikan," tuturnya.

Apabila berhasil bertemu dengan Jokowi nantinya, Indra ingin meminta ada kontrak perjanjian, karena dia sudah tak mau lagi mempercayai ucapan pejabat. 

Terakhir, ia menegaskan akan kembali melakukan dua aksi lagi apabila Presiden Jokowi benar-benar tidak menggubris suratnya yang ingin bertemu itu. Dua aksi lanjutan itu, kata dia, tidak akan sama dengan aksi-aksi sebelumnya yang berjalan kaki mencari keadilan.

"Saya akan salat di Istana Bogor atau Istana Negara. Saya akan salat lima waktu. Habis itu saya akan ke kutub utara, tancapkan spanduk bertuliskan 'matinya hukum dan keadilan di Indonesia’, kalau memang enggak ada respons," ucapnya emosional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya