Hubungan Indonesia-Malaysia

'Indon', 'Malingsia', Manohara, dan Pendet

VIVAnews - Meski berjiran, hubungan Indonesia dan Malaysia tak selalu mesra. Isu-isu berkaitan dengan nasionalisme selalu berhasil menaikan tensi hubungan dua negara.

Seperti dimuat laman Malaysia Today, Rabu 26 Agustus 2009, mengapa dua negara ini kerap berseteru, akarnya penyebabnya mungkin persoalan ekonomi.

Pendapatan GDP Malaysia jauh lebih besar dari Indonesia, yakni US$ 15.300 jauh dibandingkan Indonesia yang US$ 3.900, itu menurut CIA World Factbook.

Akibatnya, puluhan ribu orang Indonesia ramai-ramai menyeberang ke Malaysia untuk mendapatkan pekerjaan. Ketegangan dimulai dari sana, Indonesia menuduh orang Malaysia memperlakukan pekerja asal Indonesia secara tak manusiawi, sebaliknya orang Malaysia menganggap orang Indonesia telah mengambil pekerjaan mereka.

Beberapa orang Malaysia bahkan memakai sebutan 'Indon' pada orang Indonesia, sebutan yang dianggap merendahkan.

Awal tahun ini tensi kembali naik ketika model asal Indonesia, Manohara Odellia Pinot menuding suaminya, Pangeran Kelantan, Tengku Muhammad Fakhry menculik dan melakukan kekerasan kepadanya. Sang model ini berhasil melarikan diri dari pangerannya. Seluruh media di Indonesia menayangkan cerita detil tentang penganiayaan atas dirinya.

Sebelumnya, pada 2007, orang Indonesia memprotes pemakaian lagu 'Rasa Sayange' yang digunakan dalam iklan Malaysia Tourism Board . Orang Indonesia juga menuding Malaysia mencuri batik dan wayang.

Di tahun yang sama, entah dari mana dan siapa yang memulainya, muncul istilah 'Malingsia', untuk menggantikan nama Malaysia. Semua tahu kalau istilah 'maling' berarti pencuri.

Polemik pemakaian Tari Pendet dalam iklan 'Enigmatic Malaysia' kembali memicu silang pendapat antara dua bangsa yang sebenarnya masih satu keturunan, Melayu. Perang pendapat di situs-situs jejaring sosial makin memanaskan situasi. "Pendet adalah milik kami, Noordin M Top [teroris kelahiran Malaysia] yang punyamu," kata seorang warga Indonesia di Twitter.

Untungnya, persoalan tari Pendet sudah terang. Menteri Pariwisata Malaysia, Ng Yen Yen mengaku telah menerima permohonan maaf dari Discovery Channel pada Rabu 26 Agustus 2009.

"Saya baru saja menelepon Menteri Jero Wacik untuk mengklarifikasi iklan video klip itu bukan dibuat oleh Kementerian Pariwisata Malaysia tapi oleh Discovery," kata dia seperti dimuat laman Bernama, Rabu 26 Agustus 2009 malam.

Menteri Jero Wacik, kata dia, juga telah menerima permintaan maaf dari Discovery pada saat bersamaan. Discovery bahkan telah mencabut iklan tersebut. Apakah selesainya persoalan Tari Pendet menurunkan tensi dan membuat dua bangsa jadi rukun? Semoga.

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya
Grup K-Pop BTS

Kabar Gembira Ini untuk Penggemar BTS dan Kopi

Di antara berbagai grup dan artis Kpop yang meraih popularitas global, BTS (Bangtan Sonyeondan atau Beyond The Scene) telah memperoleh tempat yang istimewa.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024