Kesetaraan Wujudkan Indonesia Bebas Kekerasan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (KP & PA) menggelar semin
Sumber :
  • Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (KP & PA)

VIVA.co.id – Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (KP & PA) menggelar seminar dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 88 yang jatuh pada 22 Desember mendatang. Bertempat di Crowne Plaza Hotel Jakarta, acara ini dihadiri beberapa organisasi perempuan seperti, OASE, KK Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP, PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya.

Kekerasan Pada Perempuan Masih Tinggi, Berbagai Pihak Lakukan Ini

Seminar bertemakan "Kesetaraan Perempuan & Laki-laki Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas Dari Kekerasan, Perdagangan Orang & Kesenjangan Ekonomi", dibuka oleh Deputi Kesetaraan Gender KP & PA, Heru Prasetyo Kasidi. Ketua panitia acara adalah istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Tri Suswati Karnavian. Pembicara, ada Prof. Azyumardi Azra dan Linda Agum Gumelar.

Dalam sambutannya, Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PP & PA, Heru Prasetyo Kasidi mengatakan, alasan dipilih topik ini karena tidak bisa dipungkiri kekerasan pada perempuan dan anak semakin marak. Baru-baru ini, ada anak yang diculik, dibunuh, dan diserang.

Ini Upaya Pemprov DKI Tangani Kekerasan pada Perempuan dan Anak

"Ini menjadi perhatian kita bersama.Tidak salah, Presiden mengeluarkan Perppu Perlindungan Anak, yang mana di dalamnya diatur hukuman baik kebiri, bahkan sampai hukuman mati," ujar Heru, saat memberikan sambutan, Kamis 15 Desember 2016.

Diakui Heru, banyak faktor yang melatarbelakangi kekerasan pada perempuan dan anak, di antaranya masalah sosial dan ekonomi.

Stereotipe Gender Masih Kental di Industri Film dan Iklan

"Kita melihat di daerah-daerah, tatanan ekonomi seperti tempat pariwisata  yang mengambil sektor atau lahan ekonomi masyarakat. Ada lahan tempat mereka bekerja ditutup dan itu memicu terjadinya kekerasan," ujarnya.

Heru menambahkan, perlu perhatian yang besar terhadap perempuan dan anak. Diharapkan, semua elemen bisa membangun peran perempuan.

"Kendati demikian, masih banyak tantangan untuk meminimalisir kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.

Sementara itu, salah seorang pembicara dalam seminar ini Prof. Azyumardi Azra mengatakan bahwa dirinya ingin menyampaikan kabar baik, ketika dia bertemu Hillary Clinton. Hillary menilai, di Indonesia sudah sangat baik. Demokrasi dan kebebasan bagi perempuan. Kedudukan perempuan Indonesia sangat tinggi saat ini.

“Islam itu sangat compatible, modernitas bisa berjalan dengan baik, perempuan menduduki posisi tinggi," kata Azyumardi.

Ia menambahkan, di negara lain yang mayoritas muslim, “jangankan berkumpul, punya rekening bank sendiri dan menyetir pun tidak dibolehkan. Kemajuan kita sangat signifikan. Indonesia satu-satunya, di mana perempuan memiliki akses yang sama, walaupun perempuan di daerah sulit," katanya.

Menurutnya, saat ini, perempuan banyak unggul di dunia kampus. Pendidikan satu-satunya jalan untuk mobilitas intelektual, dan juga keterampilan. Perempuan tidak memiliki hambatan pada pendidikan tinggi. Saat ini, hampir selalu mahasiswa teladan adalah perempuan. Juga dalam bidang pekerjaan, perempuan dan laki-laki setara. (Webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya