Polri Gandeng Interpol Telusuri Bantuan IHR ke Aleppo

Ustaz Bachtiar Nasir (baju putih) di Bareskrim Polri, Selasa, 15 November 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Syaefullah.

VIVA.co.id – Kepolisian Republik Indonesia manggandeng International Criminal Police Organization (Interpol) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mendalami dan mempelajari informasi yang beredar di media sosial terkait dugaan adanya bantuan dari Indonesia Humanitarian Relief (IHR) untuk warga Aleppo di Suriah.

Pesan Nirina Zubir untuk Aksi Demonstrasi di Istana Merdeka

"Kita menjalin komunikasi dalam rangka verifikasi dengan lembaga terkait baik dari Interpol dan Kemenlu kemudian beberapa instansi lainnya dalam rangka mengumpulkan data," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 29 Desember 2016.

Martinus mengatakan, untuk mendalami dan mempelajari informasi tersebut pihaknya membutuhkan bantuan dari Interpol dan instansi terkait. Sebab kata dia, Polri tidak bisa bekerja sendiri untuk mendalami informasi tersebut.

Massa FPI Ingin Bertemu Perwakilan Kedubes India, Tembuskah?

Selain itu, dalam mempelajari dan mencari tahu kebenaran informasi tersebut, Polri membutuhkan bantuan Interpol karena punya data siapa saja yang dikategorikan penyandang dana teroris dan disalurkan pada kelompok mana saja. Dia mengakui, Polri belum tentu memiliki data terkait itu.

"Apakah ini terkait terorisme, itu nanti akan jadi bagian yang dikaji dan verifikasi," ucapnya.

Polri Yakin Bachtiar Nasir akan Datang Penuhi Panggilan

Seperti diketahui, dalam sebuah jejaring media sosial, warga sipil Aleppo menemukan makanan dan minuman yang ditinggalkan oleh segerombolan teroris Jaysh Al-Islam dari Aleppo.

Ternyata, dari logistik itu tidak diperuntukkan bagi warga sipil Aleppo yang kelaparan melainkan ditujukan untuk mendukung kelompok teroris Jasysh Al-Islam (anak cabang dari ISIS).

Dalam kardus bantuan itu bertuliskan IHR (Indonesian Humanitarian Relief). Diduga bantuan IHR dari Ustaz Bachtiar Nasir.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) membantah memberikan bantuan kepada pihak bertikai di Suriah. Namun, ada beberapa ormas yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban perang di negara tersebut.

"Itu tidak ada. Tidak ada sedikit pun dana dari GNPF ke Suriah. Yang ada adalah beberapa ormas yang menggalang dana untuk membantu korban, sekali lagi, yang dibantu adalah korban perang di Suriah," ujar Wakil Ketua GNPF MUI Zaitun Rasmin, kepada wartawan di Medan, Rabu sore kemarin, 28 Desember 2016.

Penggalangan dana dari sejumlah ormas itu, diperuntukkan bagi korban saja, tanpa membedakan status dan agama. Seluruh korban perang saudara itu, dibantu ormas-ormas tersebut.

"Kita tidak melihat siapa pun, latar belakang apa pun, yang jelas korban. Bahkan kalau dia nonmuslim pun kita bantu, karena bantuan ini untuk korban perang," tuturnya.

Dia menyayangkan sikap-sikap oknum-oknum tidak bertanggung jawab di Indonesia, yang sengaja menyudutkan GNPF dengan informasi yang tidak benar. "Itu disebarkan medsos abal-abal itu," sebut Zaitun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya