Masa Tanggap Darurat Banjir Bima Diperpanjang

Normalisasi Pasca Banjir Bima
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhimas B Pratama

VIVA.co.id – Masa tanggap darurat penanganan bencana banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat, diperpanjang hingga sepekan mendatang, atau 12 Januari 2017. Sebelumnya, masa tanggap darurat bencana banjir di Bima ditetapkan berakhir pada hari ini, 5 Januari 2017.
 
Perpanjangan masa tanggap darurat ini diputuskan dengan beberapa pertimbangan, antara lain masalah pembersihan sisa sampah yang belum tuntas dan masalah penanganan pengungsi.

Suara Bergemuruh! Warga Ungkap Detik-detik 'Galodo' Terjang Permukiman di Lereng Gunung Marapi

Secara umum, Kota Bima usai diterjang banjir pada 21 dan 23 Desember 2016 lalu, masih belum sepenuhnya pulih. Sejumlah wilayah terdampak masih menumpuk sisa lumpur, bahkan banyak warga yang baru mulai membersihkan rumah karena genangan air di rumahnya baru mengering.

"Dari data terakhir, untuk wilayah pemukiman, sampah yang sudah terangkut 65 persen," kata Wali Kota Bima, Quraish H Abidin, Kamis, 5 Januari 2016.

Lumpuh 4 Jam Akibat Banjir Lahar Dingin, Jalan Padang-Bukittinggi Kembali Bisa Dilalui

Quraish membeberkan sejumlah alasan perpanjangan masa tanggap bencana Kota Bima. Dari klaster kebersihan, tim gabungan masih belum mampu menuntaskan masalah sampah. Besarnya volume sampah yang dihasilkan akibat banjir bandang membuat tempat pembuangan akhir sampah Kota Bima tak mampu lagi menampung sampah akibat banjir.

Dari klaster pendidikan, banyak sekolah yang membutuhkan penanganan khusus, karena banyak fasilitas pendidikan yang rusak diterjang banjir. "Pelajar yang terdampak ini sebagian masih mengalami trauma dan tak memiliki perlengkapan sekolah," ujarnya.

Lebih dari 13.000 Orang Dievakuasi di Kazakhstan karena Banjir

Untuk klaster kesehatan, wilayah sudah disterilkan baru sebagian kecil. Minimnya personel kesehatan menjadi alasan masalah kesehatan ini belum tertangani dengan baik. Demikian pula untuk klaster pengungsian. Menurut Wali Kota, jumlah pengungsi banjir Kota Bima terus mengalami fluktuasi.

"Ini dikarenakan trauma yang masih dialami masyarakat, sehingga setiap terjadi hujan deras banyak masyarakat yang kembali ke posko pengungsian," ujarnya menjelaskan.

Meski demikian, aktivitas perekonomian di Kota Bima berangsur normal. Sejumlah pedagang mulai membuka toko mereka, sambil menata dan membersihkan lingkungan serta barang dagangan yang terdampak banjir.

Seperti diketahui, banjir menerjang 33 desa di 5 kecamatan di Kota Bima pada akhir Desember 2-16 lalu. Banjir menggenangi Kecamatan Rasanae Timur, Mpunda, Raba, Rasanae Barat, dan Asakota.

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 105.753 jiwa masyarakat Kota Bima terdampak langsung karena bencana ini. Kerugian karena kerusakan akibat banjir Bima ini mencapai lebih dari Rp1 triliun.

Laporan: Eka Husni/ tvOne Bima

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya