Kapolri: Buku Jokowi Undercover dari Sumber Tak Akurat

Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Sumber :
  • Danar Dono

VIVA.co.id – Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian, mengatakan bahwa polisi sedang mengembangkan penyelidikan tentang buku berjudul Jokowi Undercover yang ditulis Bambang Tri Mulyono. Penyidik, kata Tito, sudah memeriksa sejumlah saksi tentang buku itu, dan kemungkinan bakal ada tersangka baru, selain sang penulis, Bambang Tri Mulyono.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

"Kemungkinan ada tersangka lain. Yang pasti tersangka utama masih dilakukan pemeriksaan untuk pengembangan," kata Tito kepada wartawan saat ditemui di Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin 9 Januari 2017.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, menurut Tito, buku itu tidak ditulis melalui data atau informasi yang jelas dari dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagaimana umumnya buku ilmiah atau nonfiksi, penulisan harus dengan data primer dan data sekunder.

Menteri LHK: Pembangunan Tak Boleh Terhenti Atas Nama Deforestasi

Data primer, misalnya, wawancara langsung dengan narsumber atau dokumen penting dan resmi. Data sekunder, umpamanya, pernyataan orang lain yang dikutip dari media massa.

Sayangnya, kata Tito, Bambang sebagai penulis buku yang dinilai mengandung unsur suku, agama, ras dan antargolongan itu tidak menjalankan prosedur penulisan ilmiah. "Ini bukunya berbeda dengan novel. Kalau novel itu fiktif, dan tanpa data pun tidak masalah. Tersangka ini, sudah menyangkut nama orang, tapi berbeda faktanya. Ini yang jadi masalah," ujarnya.

Menko Luhut Ingatkan Visi Poros Maritim Dunia Harus Terealisasi

Masalah lain, buku itu tidak memiliki nama pengarang, penerbit, tahun terbitan, dan sebagainya. Seperti buku pada umumnya, dalam etika akademik, harus menuliskan referensi akhir yang sangat penting.

"Dari pemeriksaan, datanya cuma dari artikel internet yang tidak akurat. Judul buku ini pun tidak sesuai dengan konten. Karena di buku itu ada sekitar sebelas judul kecil, hanya ada tiga, atau empat judul yang membahas tentang Pak Jokowi. Seharusnya judul harus merangkum isi buku," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya