Proyek Bin Laden Bangkrut, Ratusan TKI Dideportasi dari Arab

Konstruksi crane, mengelilingi kompleks Masjidil Haram, Mekah.
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh/Files

VIVA.co.id – Ratusan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di perusahaan konstruksi Bin Laden Group di Kota Mekah, Arab Saudi, dideportasi ke Tanah Air menyusul terhentinya aktivitas megaproyek di kota suci tersebut setelah insiden jatuhnya crane pada September 2015.

Kisah Perjalanan Para TKI Jadi Korban Kerja Paksa di Malaysia

Ahmad Aziz, Kepala BIdang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan ada sedikitnya 100 orang tenaga kerja yang telah dideportasi pada akhir 2016 lalu.

"Mereka berasal dari Jepara, Kudus, dan sebagian Pantura Barat," ujar Aziz, Selasa, 24 Januari 2017

Sebar Video Majikan Telanjang, TKI di Singapura Dibui 17 Bulan Penjara

Menurutnya proyek Bin Laden bangkrut pasca insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram Tanah Suci Mekah pada September 2015. Tragedi crane dua tahun lalu menewaskan sekitar 107 jemaah haji, termasuk dari Indonesia.

"Jadi, akibat tragedi crane tersebut, beberapa proyek Bin Laden yang sedang dikerjakan di Masjidil Haram dihentikan mendadak oleh Kerajaan Arab Saudi, mereka lalu bangkrut dan 100 pekerja asal Jateng dipulangkan, itu termasuk pekerja-pekerja yang sudah overstay," kata Aziz.

Satu TKI asal Jatim Meninggal Setiba di Surabaya, Bukan COVID-19

Selain itu, proses pemulangan TKI juga dilakukan oleh pemerintah Malaysia dalam kurun waktu bersamaan. Untuk pemulangan dari Negeri Jiran, menurutnya disebabkan sejumlah faktor, mulai meninggal dunia akibat siksaan fisik, sakit menahun hingga kecelakaan kerja.

"Kita terima deportasi dari Malaysia sebanyak 600 orang, itu semua dari Jateng pada 2016. Sementara untuk jumlah secara nasional ada 13.000 TKI yang dideportasi dari berbagai negara. Ada dari NTB, Jabar, Jateng, Jatim dan Maluku," katanya. (ren)

BBC Indonesia

Cerita TKI Hong Kong Kena COVID-19 Ditelantarkan Majikan

Koalisi organisasi pekerja migran di Hong Kong mengatakan para pekerja rumah tangga "ditelantarkan" di tengah pandemi gelombang kelima.

img_title
VIVA.co.id
20 Februari 2022