Pesan Campur Racun dari Anton Charliyan untuk Rizieq Shihab

Rizieq Shihab
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan kembali mengingatkan Habib Rizieq Shihab untuk tidak memobilisasi massa ketika menjalani pemeriksaan polisi.

Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

"Saya mohon sebagai warga negara Indonesia, agar patuh kepada hukum. Mau sebagai saksi, tersangka, tidak perlu memobilisasi massa," kata Anton seperti dilansir di laman tribratanews, Kamis, 26 Januari 2017.

Dalam lansiran itu juga Anton sepertinya mengingatkan kisruh lampau antara Rizieq Shihab dan masyarakat Sunda. Tak diketahui persis maksud pernyataan ini, namun Anton seolah hendak mengingatkan kepada Rizieq Shihab, bahwa imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu pernah membuat sakit hati orang Sunda.

Misteri Prabu Jayabaya yang Belum Terpecahkan, Dipercaya Sebagai Jelmaan Dewa

"Ini adalah Jawa Barat, orang Sunda, jadi ini agak berbeda, karena orang Sunda kalau didatangi massa itu akan marah. Karena sebelumnya Saudara Rizieq Shihab itu sudah ada satu hal yaitu dengan menyebutkan ‘campur racun’. Jadi masyarakat Sunda sudah agak sakit hati. Jadi jangan sakiti hatinya untuk kedua kalinya,” kata Anton.

Istilah Campur Racun, sebelumnya memang sempat membuat polemik di Kabupaten Purawakarta Jawa Barat. Kalimat itu merupakan plesetan dari salam Sunda Sampur Rasun yang dibuat oleh Habib Rizieq Shihab dalam sebuah ceramah.

KPK Ungkap Nilai TPPU Eko Darmanto usai Jadi Tersangka, Nilainya Gak Main-main

Sejak itu, warga Sunda sempat bersitegang dengan Habib Rizieq Shihab soal plesetan salam Sunda tersebut.

Sementara itu, hari ini, Kamis, 26 Januari 2017, sejumlah warga mulai berdatangan ke Kota Bandung untuk berpartisipasi dalam kegiatan Aksi Bela Ulama.

Aksi ini merupakan bentuk simpatik mereka atas masalah yang membelit Habib Rizieq Shihab. Disebutkan bila aksi ini juga akan dihadiri oleh imam besar FPI tersebut. Diperkirakan total massa akan mencapai lebih dari 30 ribu orang. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya