Menag: Marwah Pemuka Agama Harus Dijaga

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royantp

VIVA.co.id – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengajak semua pihak untuk menjaga marwah dan martabat para pemuka agama. Menurut Lukman, masyarakat Indonesia sangat religius, agama menjadi ruh sekaligus jiwa bangsa. Wajar, jika kemudian para pemuka agama mendapat tempat khusus di tengah kehidupan masyarakatnya.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

"Semua kita, khususnya elite negeri ini, haruslah senantiasa menjunjung tinggi ajaran agama, menjaga simbol-simbol agama, dan menghormati para pemuka agama. Di negeri mayoritas Muslim ini, kita harus benar-benar menjaga kehormatan ulama dan kiai," kata Lukman melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis 2 Februari 2017.

Salah satu bentuk penghormatan itu, Lukman menjelaskan, adalah tidak mempermalukan mereka sedemikian rupa. Sebab, risikonya amat besar. Misalnya, menimbulkan gejolak dan kegaduhan yang semakin kontraproduktif bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Energi pun akan terkuras ke arah yang tak semestinya, sehingga pembangunan jadi terhambat.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

Menurut Lukman, Indonesia memang bukan negara agama, tapi agama menempati posisi penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Pesan agama bahkan mewarnai Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi dasar negara. Bhinneka Tunggal Ika mengandung pesan keagamaan kuat tentang pentingnya menghargai keragaman, karena itu adalah kehendak Yang Maha Kuasa.

"NKRI adalah ejawantah dari kesadaran bersama untuk terus menjaga persatuan bangsa dan negara. Karena cinta Tanah Air adalah bagian dari nilai keimanan dalam beragama," kata dia.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

Lukman juga mengajak umat beragama untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan memecah belah. Semua harus bersinergi dalam usaha bersama membangun bangsa. Potensi benturan umat dengan elite negara harus dihindari, karena tidak produktif bagi perjalanan negeri.

"Sekarang, saatnya elite dan umat harus bersatu. Elite negara bekerja sesuai mandat yang diamanahkan, tidak khianat, serta bisa menjadi teladan dalam bersikap. Umat memberi dukungan dan kepercayaan sambil terus melakukan pengawasan. Ulama harus dijunjung oleh umara, karena ulama adalah pembimbing umat," ujarnya.

Jika ada persoalan, sebagai umat beragama, sudah semestinya mengedepankan sikap saling memaafkan. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin telah memberikan contoh tentang pentingnya sikap saling memaafkan.

"Teladan semacam itulah yang mestinya dikedepankan dan dikembangkan. Dengan demikian, semoga ulama dan umara dapat bersinergi meningkatkan kualitas kehidupan umat dan rakyat," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya