Empat Fakta di Balik Pilkada DKI 2017

Petugas sedang melakukan proses rekapitulasi suara usai pencoblosan di Pilkada DKI 2017, Rabu, 15 Februari 2017
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Proses pemungutan suara warga dalam Pilkada DKI 2017 rampung dilakukan, Rabu, 15 Februari. Sesuai jadwal, Komisi Pemilihan Umum akan melakukan rekapitulasi suara dalam 12 hari ke depan.

Kekuatan SBY dan Ancaman Anas-Moeldoko

Meski begitu, banyak pihak telah memperediksi bahwa Pilkada DKI 2017 akan berlangsung dua putaran. Indikasinya dari hasil hitung cepat terhadap perolehan suara tiga pasangan calon, Agus-Sylvi, Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.

Data menunjukkan, bahwa tidak ada satu pun pasangan calon yang meraup suara hingga 50 persen lebih. Bahkan, salah satu pasangan calon, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, memilih mundur dengan mengakui resmi kekalahan mereka, sebelum KPU mengumumkan.

Kesal dengan PSI, Demokrat Minta Jangan Seret SBY

Apa pun itu, Pilkada DKI 2017 memang menyita perhatian. Kontestasi tiga pasangan calon ini menjadi perbincangan publik secara luas. Berikut sejumlah fakta di balik Pilkada DKI 2017.

1. Calon gubernur nonkader
Kuatnya tekanan politis di Pilkada DKI 2017, memaksa parpol pengusung melakukan segala cara. Salah satunya adalah dengan menempatkan figur yang memiliki elektabilitas tertinggi. Karena itu, mereka yang nonkader pun tetap diusung.

Demokrat Klaim Rakyat Rindu Keberhasilan Era SBY

Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Yudhoyono, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mengikuti kampanye akbar di Pilkada DKI 2017

Putra sulung Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono ini meniti karir dari militer sejak awal dengan prestasi yang tak bisa dibilang rendah. Namun, tepat di usia 38 tahun, Agus memilih mundur dan mencalonkan diri di Pilkada DKI 2017. Banyak pihak berpandangan bahwa Agus memang menjadi satu-satunya figur paling memungkinkan bagi Partai Demokrat untuk melawan peluang Ahok dan Anies. Untuk itu, Demokrat pun memilih AHY dan disandingkan dengan birokrat Sylviana Murni.

Basuki Tjahaja Purnama

Konser Gue 2 Ahok-Djarot

Pria yang akrab dikenal dengan nama Ahok ini. Sejatinya bukan kader dari PDIP. Ia pernah menjadi kader Partai Gerindra namun memilih mundur karena selisih paham. Awalnya, Ahok hendak maju lewat jalur independen di Pilkada DKI 2017. Bersama tim, Ahok pun mengumpulkan KTP. Namun menjelang akhir pendaftaran, PDIP akhirnya memilih Ahok.

Kader mereka Djarot Saiful Hidayat, justru dijadikan Wakil Gubernur. Sebabnya, Djarot tak memiliki elektabilitas yang mumpuni dibanding Ahok.

Anies Baswedan

Anies Baswedan Mencoblos di TPS 028

Praktisi yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Presiden Jokowi ini bukan kader Gerindra. Ia dipilih oleh Prabowo karena memiliki daya pikat yang bisa mengungguli Ahok.

Gerindra awalnya hendak menempatkan Sandiaga Uno sebagai calon gubernur. Namun karena peluang Sandiaga tak memungkinkan, akhirnya partai besutan Prabowo ini memilih Anies untuk calon gubernur.

2. Penuh Kisruh
Pilkada DKI 2017 menjadi sorotan bukan cuma karena figur yang ikut berkontestasi. Namun juga karena kisruh yang muncul  di balik itu. Khususnya kepada Ahok. Mantan Bupati Belitung Timur ini didera banyak masalah, mulai dari dugaan korupsi di proyek RS Sumber Waras, lalu soal reklamasi Teluk Jakarta hingga yang paling panas adalah kasus dugaan penodaan agama.

Ahok pun menjadi tersangka dan kini masih menjalani proses sidang. Di luar itu, Front Pembela Islam (FPI) yang sejak awal menyatakan 'perang' dengan Ahok, juga mendapatkan masalah. Petinggi FPI, Rizieq Shihab, juru bicara FPI Munarman juga menjadi tersangka atas kasus penghinaan dan pelecehan.

Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Senin (23/1/2017)

3. Hampir 7 juta warga
Fenomenalnya DKI Jakarta juga dikarenakan oleh besarnya jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap. KPU telah menetapkan jumlah pemilih di Pilkada DKI 2017 mencapai 6.983.692 orang, dan dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 15.059 buah.

Jumlah DPT ini hampir enam kali lipat penduduk Negara Timor Leste atau sedikit lebih banyak dari total penduduk Negara Singapura yang diperkirakan berjumlah 5.535.000 pada tahun 2015.

4. Pilkada serentak kedua
Pilkada DKI, sesungguhnya adalah bagian dari 101 pilkada yang diselenggarakan di Indonesia. Sebanyak 101 daerah ini tersebar di tujuh provinsi, 18 kota dan 76 kabupaten.

Pilkada serentak 2017 ini adalah kali kedua diselenggarakan secara bersamaan di seluruh daerah setelah pertama pada tahun 2015. Jumlah calon yang terdaftar mencapai 310 pasangan. Dengan rincian 242 pasangan diusung parpol dan sisanya 68 pasangan dari jalur independen dan di tahun 2017 juga ada 10 daerah yang menggelar pemungutan suara dengan kotak kosong atau calon tunggal.

Ilustrasi/Distribusi Logistik Pilkada Serentak 2017

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya