- VIVA/Bobby Andalan
VIVA.co.id – Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Komisaris Besar Polisi Anak Agung Made Sudana, mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan secara khusus pengawalan untuk Raja Salman dan rombongan selama berlibur di Bali. Raja Salman dan rombongan akan berada di Bali pada tanggal 4 hingga 9 Maret 2017. Polisi memastikan tidak akan ada penutupan jalan tertentu selama kunjungan Raja Salman di Bali.
"Begitu raja akan melewati salah satu persimpangan, kita akan berhentikan kendaraan itu, 500 meter sebelum lampu merah. Itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kombes Sudana di Mapolda Bali, Kamis 2 Maret 2017.
Pengutamaan Raja Salman melintas tak akan lama. Sudana menyebut begitu rombongan Raja Salman melintas lalu lintas akan kembali dibuka. "Tidak lama, begitu raja lewat arus lalu lintas langsung dibuka," papar dia.
Sudana menjamin tak akan ada kemacetan selama Raja Salman melintas. Sebabnya, Sudana tak akan menyatukan rombongan Raja Salman dalam satu iring-iringan kendaraan panjang. "Sistemnya kan tidak rombongan, terbagi-bagi. Ada rajanya sendiri, putra mahkota sendiri, pangeran sendiri, ada menteri sendiri. Kita sudah siapkan itu," jelas mantan Kapolresta Denpasar itu.
Pola pengamanan yang sama juga akan dilakukan jika Raja Salman atau rombongannya hendak mengunjungi obyek wisata tertentu.? Ia mengaku telah menyiapkan puluhan motor dan mobil untuk patroli pengawalan Raja Salman beserta rombongan.
Sementara untuk kedatangan Raja Salman di Bali, rute yang akan digunakan adalah dari Bandara Ngurah Rai langsung masuk ke Jalan Tol Bali Mandara dan keluar di Nusa Dua.
"Mobil kita siapkan 78 unit, motor 38 unit. Untuk kedatangan raja nanti ke luar bandara langsung masuk tol menuju hotel beliau di Nusa Dua," ujarnya. Hingga kini, Sudana mengaku belum mengetahui ke mana Raja Salman dan rombongan akan berlibur selama di Bali.
"Kegiatan lainnya misalnya kunjungan raja ke obyek wisata kita menunggu informasi dari tim advance Kerajaan Saudi Arabia. Tapi kita sendiri sudah punya gambaran. Misalnya seperti GWK, Ubud, kita kan sudah faham bagaimana rekayasa arus lalu lintasnya. Jadi tidak perlu lagi disiapkan khusus," ujar Sudana. (ren)
