Pengalaman Lucu Muchlis Hanafi Jadi Penerjemah Raja Salman

Muchlis Hanafi (tengah) penerjemah Raja Salman dan Presiden Jokowi.
Sumber :
  • Biro Pres Istana

VIVA.co.id – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud selesai menghabiskan liburannya di Indonesia. Banyak cerita yang menarik, selama Raja Salman bertemu Presiden Joko Widodo, pimpinan DPR, dan pejabat negara lainnya di Jakarta.

Raja Salman Ucapkan Selamat ke Prabowo jadi Presiden Terpilih: Semoga Sukses

Muchlis M. Hanafi, salah satu penerjemah yang ditunjuk Kementerian Agama, akhirnya yang terpilih menjadi pengarti bahasa Raja Salman, saat berada di Indonesia.

Dia mengaku terpilihnya ia menjadi penerjemah itu di saat-saat terakhir. Muchlis berkisah, dia ditunjuk satu hari sebelum kedatangan Raja Salman. Lalu, pada hari H, datang ke Halim, dia mendampingi Menteri Agama dan melihat belum ada penerjemah antara Raja dan Jokowi.

Raja Salman Gelontorkan Rp12,5 Triliun untuk THR Fakir Miskin hingga Pengangguran di Saudi

"Pas kedatangan Raja Salman, saya lihat tak ada yang menerjemahkan. Saya inisiatif mendekat antara Presiden dan Raja Salman. Setelah itu, Pak Jokowi menanyakan, apakah nanti saya yang menerjemahkan di Istana Bogor," ucap Muchlis, saat berbincang di tvOne, Senin 13 Maret 2017.

Singkat cerita, sejak saat itu pula akhirnya dia yang selalu menerjemahkan untuk Raja Salman selama di Istana Bogor, kunjungan ke DPR, Masjid Istiqlal, Istana Merdeka, hingga Bali.

Wow, Raja Salman Sumbang 20 Ton Kurma dan 50 Alquran untuk Umat Muslim di Indonesia

Muchlis mengatakan, dia bahkan diajak satu mobil dengan Raja Salman, ketika mendatangi Istana Bogor dari Halim. Sepanjang perjalanan, Raha Salman yang menurutnya paling mendominasi pembicaraan.

"Raja sosok yang sangat bersahabat, bijaksana, dan yang paling harus diketahui, beliau itu sangat humoris," kata dia.

Saat di mobil itu pula, kata Muchlis, Raja Salman menceritakan soal cincin yang sangat bersejarah yang dia kenakan di jemarinya.

Berdasarkan kisah histori Raja, cincin tersebut merupakan pemberian dari ayahandanya. Ternyata, saat masa pemerintahan dahulu, cincin tersebut dipakai untuk stempel tanda tangan di pemerintahan. Cincin itu pula memang diukir nama, sehingga jika ingin mendisposisi surat tinggal mencelupkan cicin itu ke tinta, semacam stempel.

"Kemudian, Menteri Agama Pak Lukman yang ikut satu mobil juga menanyakan, apakah hal itu masih dilakukan di pemerintahan sekarang, beliau bilang sudah tidak lagi," kata Muchlis.

Salaman

Selama tiga hari di Jakarta mendampingi Raja Salman bertemu para pejabat negara, ternyata tak sekali pun Muchlis bersalaman dengan orang nomor satu di Arab Saudi itu.

"Ketika salaman pertama kali di Halim, itu kan pasti Pak Presiden. Tak mungkin yang kedua saya, nanti dianggap Wakil Presiden," ucapnya sambil tertawa.

Muchlis, bahkan menceritakan, dia juga tak pernah foto bersama berdua. Selama ini, fotonya hanya berada di tengah-tengah antara Raja Salman dengan Jokowi.

"Saya (baru) salaman dengan Raja, saat beliau pulang dari Bali. Itu pun, saya menyempil dengan beberapa pejabat daerah Bali. Kalau foto, belum ada," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya