Reka Ulang Diksar Maut Mapala UII Perlihatkan Aksi Kekerasan

Polisi mereka ulang kasus kematian tiga mahasiswa peserta Diksar Mapala UII Yogyakarta di lapangan Tlogodlingo, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Senin, 13 Maret 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA.co.id - Kepolisian Resor Karanganyar mereka ulang kasus kematian tiga mahasiswa peserta Pendidikan Dasar Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta di lapangan Tlogodlingo, Tawangmangu, kabupaten setempat pada Senin, 13 Maret 2017.

Tanggapi Penangkapan Vadel Badjideh, Nikita Mirzani: Bukan Urusan Saya

Namun dua tersangka kasus penganiayaan itu, Angga dan Wahyudi, tidak dihadirkan dalam rekonstruksi. Begitu juga para mahasiswa panitia kegiatan itu. Polisi hanya menghadirkan para peserta diksar yang berjumlah 50 orang. Mereka adalah para mahasiswa UII Yogyakarta.

Orang tua dua di antara tiga korban tewas hadir dan menyaksikan langsung reka ulang. Mereka, antara lain, Syafii, ayah Ilham Nurfadmi Listia Adi, warga Lombok, Nusa Tenggara Barat; dan Adi Suryanto, ayah Syaits Asyam, warga Batam, Kepulauan Riau.

Rafael Alun Beri Pesan Menyentuh untuk Mario Dandy Jelang Sidang Putusan Besok

Syafii mengaku melihat jelas tindakan kekerasan dalam kegiatan diksar mapala itu, seperti yang diperagakan para saksi pada rekonstruksi. "Saya lihat memang jelas ada unsur kekerasan dalam proses rekonstruksi ini," katanya.

Ia berharap pelaku kekerasan segera disidang dan dijatuhi hukuman yang seberat-beratnya. Soalnya tindakan mereka telah menghilangkan nyawa orang lan. 

Jadi Tersangka Penganiayaan, Pierre Gruno Terancam 5 Tahun Penjara

"Seharusnya di dunia pendidikan sudah tidak ada kekerasan. Justru di UII masih melestarikan kekerasan. Jadi itu tanda-tanda kejahiliahan masih ada. Harapan kami, (kegiatan) mapala dihilangkan selama-lamanya di UII," ujarnya.

Syafii, yang datang bersama kakak perempuan korban, kecewa karena para tersangka tidak dihadirkan dalam rekonstruksi itu. Dia hanya ingin melihat wajah orang yang telah mengakibatkan anaknya meninggal dunia, bukan untuk membalaskan dendam.

"Saya tidak akan ngapa-ngapain ke mereka. Saya hanya ingin melihat wajah-wajah seram mereka. Kenapa mereka jahat sekali; apakah tanda-tanda wajah mereka ini memang jahiliah," ujarnya.
Reka Ulang Diksar Maut Mapala UII Perlihatkan Aksi Kekerasan

Adi Suryanto, ayah Syaits Asyam, satu di antara tiga korban tewas dalam kegiatan Diksar Mapala UII Yogyakarta, saat menyaksikan rekonstruksi di Kabupaten Karanganyar, pada Senin, 13 Maret 2017. (VIVA.co.id/Fajar Sodiq)

Adi Suryanto punya penilaian serupa dengan Syafii. Awalnya, dia mengira para tersangka hadir untuk memeragakan setiap adegan kekerasan selama kegiatan diksar mapala itu. "Ternyata sama sekali tidak ada yang dihadirkan dalam rekonstruksi ini," katanya.

Berdasarkan reka ulang yang dia saksikan, Adi mengaku kian yakin kegiatan diksar mapala itu penuh unsur kekerasan. Semua tampak jelas sejak awal sampai akhir kegiatan sehingga tiga di antara peserta meninggal dunia.

Dua tersangka

Tiga mahasiswa UII tewas setelah mengikuti pendidikan dasar mahasiswa pencinta alam di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada 13-20 Januari 2017. Para korban, antara lain, Ilham Nurfadmi Listia Adi, Muhammad Fadhli, dan Syaits Asyam.

Muhammad Fadhli meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar pada 20 Januari. Syaits Asyam dan Ilham Nurfadmi Listia Adi mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, masing-masing pada 21 Januari dan 24 Januari.

Polisi telah menahan dan menetapkan dua orang, yakni Wahyudi dan Angga, sebagai tersangka atas kasus itu. Mereka adalah dua di antara beberapa panitia Diksar Mapala UII. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya