Kerusakan Karang Raja Ampat Ternyata Lebih Parah dari Dugaan

Kapal MV Caledonia saat kandas di kawasan perairan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (4/3/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/facebook @Hugo Mattsson

VIVA.co.id – Kerusakan terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, ternyata lebih parah dari dugaan awal. Kerusakan itu terjadi setelah dilindas oleh kapal pesiar Caledonian Sky awal Maret lalu. 

Mahfud MD: Saya Tidak Melihat Pemerintah Lakukan Langkah-langkah Menjaga Kelestarian Lingkungan

Ini ditunjukkan dari hasil penelitian tim ahli di Raja Ampat yang telah dimulai sejak Minggu, 19 Maret 2017. Sebelumnya dilaporkan ada 1.600 meter per segi kawasan karang hancur. Namun, menurut pemantauan terkini, justru terdapat 18.882 meter per segi yang rusak.

Menurut laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, maritim.go.id, kerusakan itu terdiri atas dua bagian yakni, seluas 13.270 meter persegi adalah kawasan dengan kerusakan paling buruk akibat kandasnya Caledonian Sky.

Ganjar: Jika Masih Pakai Energi Fosil, Tinggal Tunggu Kerusakan Lingkungan

Lalu sisanya, 5.612 meter persegi lagi adalah kerusakan ringan akibat semburan pasir dan patahan karang ketika Caledonian Sky melakukan manuver di perairan Raja Ampat.

Terumbu karang Raja Ampat yang rusak akibat dilindas kapal MS Caledonian Sky

Ketum Hanura OSO Dukung Jokowi Ekspor Pasir Laut, Begini Penjelasannya

FOTO: kondisi terumbu karang Raja Ampat yang hancur dilindas kapal MS Caledonian Sky/maritim.go.id

"Bagaimana pun, 5.612 meter persegi kerusakan itu, membuat karang itu hanya memiliki kesempatan bertahan atau hidup 50 persen lagi," kata Deputi Kelautan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arief Havas Oegroseno dikutip VIVA.co.id, Jumat, 24 Maret 2017.

Sejauh ini, keseluruhan hasil investigasi kerusakan itu belum sepenuhnya rampung. Peneliti baru mendata total luasan kerusakan. Terkait dengan berapa nilai kerugian, hal itu akan dicerminkan dari penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Tim survei gabungan menyetujui hasil final analisis akan rampung pada pekan pertama bulan April 2017," kata Oegroseno.

Ulah Kapal Pesiar

Kejadian rusaknya kawasan terumbu karang di Raja Ampat ini sebelumnya dilaporkan terjadi pada 4 Maret 2017, ketika kapal berbobot 4.200 Gross Ton itu menyambangi Raja Ampat bersama 102 turis dari berbagai negara.

Ketika itu, kapal berbendera Bahama itu berhenti dan sempat memberi waktu kepada para turis untuk berfoto dan berenang. Hingga di tengah hari, kapal hendak bergerak kembali ke lokasi lain, ternyata air di Raja Ampat surut.

Navigasi mesin yang tadi awalnya menunjukkan kedalaman laut 5 meter, ternyata faktanya kapal itu berada di kedalaman 2 meter. Akibatnya, kapal itu kandas dan tidak bergerak.

Nakhoda kapal Caledonian Sky Keith Michael Taylor pun menghubungi otoritas setempat untuk meminta bantuan sekira pukul 14.30 waktu setempat. Atas itu, sebuah kapal tunda mencoba membantu menarik kapal. Namun sia-sia, kapal terlalu berat.

Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat.

FOTO: Tim peneliti memeriksa kondisi terumbu karang Raja Ampat Papua Barat

Namun, Kapten Michael rupanya tetap memaksa memacu kapal. Sehingga membuat badan kapal bergesek dengan karang. Kondisi itu terus berlangsung hingga pukul 22.30 waktu setempat.

Kapal pun bisa dikeluarkan dari Kepulauan Raja Ampat , itu pun terbantu karena air laut sudah memasuki masa pasang. Kapal itu pun kembali melanjutkan perjalanan. Belakangan, baru disadari bila kapal milik Swedia itu ternyata telah menimbulkan kerusakan parah di Raja Ampat.

Pemerintah Indonesia pun melakukan investigasi dan berencana akan menuntut Caledonian Sky untuk bertanggungjawab karena membuat karang langka dan unik di Raja Ampat hancur tak bersisa. Setidaknya butuh waktu lebih dari 50 tahun untuk memulihkan kondisi itu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya