Guguran Longsor Ponorogo Membentuk Lekuk Ular Satu Kilometer

Penampakan alur tanah longsor yang mengular dari puncak lereng Gunung Wilis dilihat dari titik tanah berhenti di Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (2/4/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Bencana longsor yang menimbun puluhan rumah dan warga di Dusun Tangkil Desa Banaran Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menyimpan kengerian tersendiri. Bekas longsoran tanah dari puncak hingga titik tanah berhenti mengular sekira satu kilometer. Mengerikan.

Merinding! Jayabaya Ramal Bencana Alam Berupa Banjir dan Gunung Meletus di Mana-mana

VIVA.co.id melihat sendiri bagaimana dahsyatnya longsor menyapu pohon-pohon, tanaman, dan rumah yang ada di bawahnya. Berdasarkan pengamatan pada Minggu, 2 April 2017, tanah melorot dari titik gundukan bukit lereng Gunung Wilis, turun mengular melewati lembah yang terdapat beberapa rumah warga.

Ularan tanah longsor menjalari sungai di Dusun Tangkil hingga tertutup. Gerakan tanah baru terhenti di kawasan hunian yang berada di atas Dusun Tangkil. Tanah yang melorot itu terlihat mengular sejauh kira-kira satu kilometer. Titik henti tanah menimbun separuh bangunan rumah warga.

Airlangga Tugaskan RK Maju Pilkada Jakarta, Bobby di Sumut dan Khofifah Jatim

Dusun Tangkil sendiri berada di lembah yang dilewati longsor. Rumah-rumah warga yang tertimbun tanah berada di antara dua bukit. Di atasnya berada pula beberapa perkampungan warga, termasuk Balai Desa Banaran. Butuh kesabaran menuju Dusun Tangkil karena medan jalan ke sana naik-turun dan berkelok-kelok.

Butuh waktu sekira 1,5 jam perjalanan menuju Desa Banaran. Suasana perbukitan mulai terasa ketika sampai di Kecamatan Pulungan. Dari kota kecamatan, perjalanan harus melewati dua desa, yakni Desa Singgahan dan Wagir Kidul. Sepanjang perjalanan yang tampak gundukan bukit dan sawah berundak-undak.

Banjir Melanda Rusia, Lebih dari Sekitar 15.000 Rumah Terendam

Melihat beratnya medan jalan, tak heran jika petugas gabungan BPBD, Tim SAR, TNI, Polri, dan warga kesulitan melakukan proses evakuasi dan mendistribusikan bantuan pangan. Kendaraan roda empat hanya bisa sampai di Balai Desa Wagir Kidul yang juga ditempat posko bencana longsor Ring 3.

Dari situ petugas dan warga harus menunggangi sepeda motor menuju Desa Banaran dengan jarak tempuh sekira 3-4 kilometer, itupun harus melalui jalan menanjak dan turun serta berkelok-kelok. "Kalau jalan kaki jauh, Mas," kata seorang petugas dari BPBD.

Di sekitar lokasi longsor, posko-posko bantuan didirikan oleh petugas gabungan. Sedikitnya dua alat berat diterjunkan ke titik rumah-rumah warga yang tertimbun longsor, untuk menguruk timbunan tanah dan mencari korban. Ketebalan tanah longsor sekira 10 meter.

Proses evakuasi masih berlangsung. Laporan terakhir, baru tiga korban berhasil ditemukan dan dua korban sudah teridentifikasi, yakni Katemi (70) dan cucunya, Iwan (30). Mereka adalah sebagian kecil dari data terakhir korban yang diduga tertimbun tanah longsor, yakni 28 orang.

Banyaknya korban pada peristiwa itu memantik simpati publik. Pada Minggu pagi, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin, meninjau langsung ke lokasi longsor bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Siangnya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang meninjau proses evakuasi.

"Kami dan kita semua sekarang bersedih, ada beberapa orang tertimbun longsor, tiga sudah dievakuasi dan dua teridentifikasi. Kami, Kemensos, menyerahkan santunan kematian kepada anggota keluarga," kata Menteri Khofifah. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya