Kendala Tim SAR Evakuasi Korban Longsor Ponorogo

Petugas melakukan proses evakuasi korban bencana longsor di Dusun Tangkil Desa Banaran Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, sejumlah kendala yang dialami selama proses evakuasi dan pencarian korban tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

Di antara kendala tersebut yaitu, luas wilayah yang terkena longsor hingga mencapai 12,2 hektare. Ketinggian tebal tanah juga maksimum mencapai 50 meter. Selain itu, morfologi permukaannya juga sudah berubah total. 

"Jadi, meskipun sudah diidentifikasi ada rumah dan diberi tanda, belum tentu di bawahnya ada korban. Karena bisa saja korban terseret material," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya Jakarta Timur, Selasa, 4 April 2017.

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

Saat terjadi longsor diperkirakan kecepatan material mencapai 30 kilometer per jam. Hal itu menyebabkan proses evakuasi warga kalah cepat dengan datangnya material longsor. "Tanah di sekitar lokasi yang menggembur juga semakin menyulitkan tim evakuasi," ujarnya.

Sutopo juga mengungkap kesulitan lainnya, yaitu akses menuju lokasi longsor yang hanya dapat dilalui satu kendaraan secara bergantian. Di beberapa bagian jalan juga terdapat jurang. "Banyak kendaraan dan juga orang yang menuju lokasi sehingga macet juga menjadi kendala," kata Sutopo.

Banjir Bandang-Tanah Longsor Terjang Sumbawa, Puluhan Rumah Warga Terendam

Cuaca sekitar lokasi yang sering mendung dan hujan turut menyebabkan evakuasi terkendala. Potensi terjadi longsor susulan juga sangat tinggi. "Karena hal itu evakuasi yang kami lakukan juga hanya pada siang hari saja, sekitar jam 14.00 WIB," ujarnya.

Sutopo mengatakan sulitnya jaringan telepon genggam pun menjadi kendala evakuasi. Karena menyebabkan sulitnya tim berkomunikasi satu sama lain.

Sejauh ini, lanjut Sutopo, sudah ada sekitar 1.640 personel tim SAR gabungan melakukan pencarian dan penyelamatan korban. Mereka terdiri dari TNI 200 persenel, Polri 200 personel, Basarnas 45 personel, BPBD 100 personel, Tagana 100 personel, Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan tim kesehatan 600 orang, relawan 350
orang dan Perhutani 45 orang.

"Sudah ada tujuh alat berat dan lima anjing pelacak dikerahkan untuk mencari korban yang belum ditemukan," ujarnya.

Musibah tanah longsor melanda Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, 1 April 2017. Sejumlah 28 orang dinyatakan hilang. Tiga orang di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dan 25 orang lainnya masih dalam pencarian. (ase)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya