Jasad Empat Terduga Teroris Tuban Dipulangkan ke Semarang

Rumah duka Riski Rahmat, seorang dari enam terduga teroris yang ditembak mati polisi, di Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa, 11 April 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Empat jenazah terduga teroris yang ditembak mati di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya di Jawa Tengah. Jenazah masih dalam perjalanan dari Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur.

5 Perwira Polri Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa usai Lumpuhkan Gembong Bom Bali Dr Azhari

Keempat jenazah teroris itu, yakni, Riski Rahmat dan Satria Aditama, warga Semarang; Yudhistira Rostriprayogi, warga Kendal; dan Endar Prasetyo, warga Batang.

Kabar pemulangan jenazah itu dipastikan seorang anggota keluarga di Semarang. Para terduga teroris itu dipulangkan dengan pengawalan ketat aparat Kepolisian.

5 Perwira Polisi yang Menangani Kasus Bom Sarinah, Ada yang Berujung Masuk Bui

"Ini masih perjalanan ke Semarang. Kemungkinan besar jenazahnya tiba sore atau malam hari nanti," ujar Mutiah, ibu Riski Rahmat, di kediamannya pada Selasa, 11 April 2017.

Mutiah mengatakan, proses pemulangan jenazah anaknya juga didampingi suaminya, Edi Supriyanto. Sebelumnya keluarga telah menyelesaikan pencocokan identitas, termasuk tes DNA, untuk memastikan ciri-ciri fisik jenazah anaknya. 

Polri Ungkap Peran 10 Terduga Teroris yang Ditangkap di Solo Raya

Setiba di Semarang, jenazah anaknya lebih dulu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang lalu dimakamkan di kampung halamannya. 

Berdasarkan pantauan di rumah Riski di Semarang, sejumlah aparat Kepolisian dan TNI telah memperketat penjagaan di rumah duka. Tenda berwarna biru untuk para pelayat telah terpasang di depan rumahnya. Warga setempat yang terus berdatangan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga.

Perubahan sikap

Mutiah membenarkan bahwa jenazah dilihatnya adalah anaknya, yang tewas dalam baku tembak dengan polisi di Tuban pada Sabtu, 8 April 2017.

Ia bercerita, awal perubahan sikap anaknya setelah Riski masuk dalam kelompok Jamaah Ansorud Daulah beberapa tahun silam. Sebelumnya pria 22 tahun itu sempat bekerja di kawasan Tanjung Emas, Semarang.

"Anaknya satu tapi istrinya meninggal setelah persalinan di rumah sakit. Lalu kakanya juga meninggal dan dia berubah drastis," ujarnya.

Sejak itulah Riski menjadi pemurung dan kerap mengoleksi film dan bacaan radikal. Riski diketahui beberapa kali menerima kiriman paket berisi video rekaman perang yang melibatkan muslim di sejumlah negara Timur Tengah.

"Selain itu dia juga sempat diusir warga dari masjid gara-gara arah kiblatnya berbeda dengan lainnya," kata Jayadi, tetangga Riski. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya