Reaksi Wapres AS Setelah Menyaksikan Pilkada DKI Jakarta

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael R. Pence (kiri) melambaikan tangan saat tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (19/4) malam.
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyebut, waktu kedatangan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence ke Indonesia, tepat. Pence, selaku pimpinan negara yang sangat mengagung-agungkan demokrasi, tiba di Jakarta pada Rabu malam, 19 April 2017.

Luhut Ungkap Pembicaraannya dengan Wapres AS soal Industri Farmasi

Kedatangan Pence kebetulan berbarengan dengan usainya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, pesta demokrasi rakyat Jakarta.

Dengan demikian, menurut JK, Pence menjadi saksi tuntasnya sebuah rangkaian proses demokrasi di Indonesia. Hiruk pikuk Pilkada DKI 2017 yang telah berlangsung sejak tahun lalu, dalam sekejap berganti menjadi suasana tenang dan penuh ketentraman di Jakarta hari ini.

Donald Trump Positif COVID-19, Wapres AS Mike Pence Kirim Doa

"Saya justru menggambarkan, 'eh, Anda datang pada waktu yang tepat. Kemarin Pilkada yang sangat ribut sebelumnya. Begitu selesai, semua berjabat tangan. Jadi itulah demokrasi di Indonesia'," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 20 April 2017.

Menurut JK, AS memiliki kekaguman tersendiri terhadap cara Indonesia berdemokrasi. Pasalnya, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa membuktikan sistem yang mengatur kedaulatan negara ada di tangan rakyatnya itu bisa diterapkan.

Alami Insiden Mengerikan di Udara, Pesawat Wapres AS Mendarat Darurat

"Tidak terdapat hal itu (sistem demokrasi yang berdampingan dengan Islam) di banyak negara lain. Seperti hari ini saya bilang. Terasa ndak ada apa-apa (setelah Pilkada usai). Semua pada tersenyum saja. Jadi itulah demokrasi di Indonesia," ujar JK.

JK mengatakan bahwa usai mendengar penjelasannya, Pence tidak banyak berkomentar. JK menengarai hal itu dikarenakan Pence menganggap jalannya sistem demokrasi di Indonesia telah begitu ideal.

"Karena itulah dia tidak menyinggung lagi karena dia tidak bisa memberikan hal yang lebih baik daripada kita (dalam berdemokrasi)," ujar JK. (mus)
    
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya