HTI Tuding Rezim Jokowi Gunakan Pancasila sebagai Alat Pukul

sorot hti - Ilustrasi/Kelompok Hizbut Tahrir saat menggelar demo menolak kenaikan BBM beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merasa dijadikan korban kepentingan politik pemerintahan Presiden Joko Widodo. HTI meyakini sebagai organisasi legal yang tidak bertentangan hukum tetapi malah dituduh ingin mengubah Pancasila.

Guru Besar UMJ Ingatkan Gerakan Pro-Khilafah Masih Eksis di RI dengan Modus Baru

"Jadi ini tuduhan politik. Kita tahu tentu bahwa tudingan anti-Pancasila yang sering digunakan rezim Jokowi, menjadikan Pancasila sebagai alat pemukul," kata Ketua Bidang Hubungan Masyarakat HTI Jawa Barat, Luthfi Afandi, dalam konferensi pers di Bandung, pada Selasa, 9 Mei 2017.

Dia mengingatkan, pemerintah mendasarkan usulan pembubaran HTI dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Padahal, katanya, organisasi yang dianggap bertentangan dengan undang-undang itu masuk dalam kategori berhaluan kiri, seperti komunisme atau Marxisme.

Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan Buntut Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

Ideologi maupun aktivitas HTI, kata Luthfi, tidak terkategori itu, melainkan organisasi keagamaan Islam yang tidak bertentangan dengan dasar negara. "Yang kami sampaikan syariat Islam. Jadi, Islam, bukan yang bertentangan Pancasila," katanya.

Maka, kata Luthfi, menjadi pertanyaan besar jika pemerintah tiba-tiba mengusulkan pembubaran HTI, yang ditambah tuduhan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta berpotensi memecah-belah NKRI.

Menag Yaqut Buka Suara Soal HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII

"Kehadiran kami justru (bukti) kecintaan kita terhadap Indonesia. Kita ingin Indonesia lebih baik, berkeadilan dan berkeberkahan," ujarnya.

Dia menjelaskan, kepengurusan HTI tersebar di 27 kabupaten/kota se-Indonesia. Setiap kader di semua daerah berupaya berkontribusi bagi masyarakat, terutama umat Islam.

"Kita membina ribuan pegawai, karyawan, agar melek terhadap Islam. Kita jelaskan gimana caranya biar enggak korupsi. Kita bina ribuan ibu rumah tangga biar ada generasi unggulan. Kami juga suka melakukan aksi sosial meringankan beban masyarakat. Makanya kalau (disebut) tidak ada kontribusi malah fitnah," kata Luthfi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya