Kegiatan Keagamaan di Lapas Harus Bebas Radikalisme

Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, meresmikan Pondok Pesantren At Taubah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1, Lowokwaru, Kota Malang, Senin, 5 Juni 2017.

Bebas dari Penjara, Nazaruddin Terima Remisi 49 Bulan

Yasona berharap Pondok Pesantren At Taubah menjadi tempat mengisi kegiatan para warga binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Saya harap Pondok Pesantren ini menjadi model, karena bagaimana pun kegiatan pesantren di lapas ini bisa menjadi model baru yang bisa diterapkan di lapas lain," kata Yasonna.

Dalam Pondok Pesantren At Taubah, warga binaan bisa memanfaatkan semua kegiatan yang berbau religius. Mulai dari mengaji, melakukan salat hingga mendengarkan ceramah keagamaan.

Waduh, Hasil Rapid Tes Dua Sipir Lapas Cibinong Positif Corona

"Sehingga akan menjadi manusia yang baru, manusia yang semakin tinggi, bertaqwa, beriman, dan pastilah orang seperti ini kalau keluar akan menjadi orang yang taat hukum, berguna bagi masyarakat. Menjadi orang yang jauh lebih baik sebelum mereka masuk. Mereka tentu akan menyesali perbuatannya," tutur Yasonna.

Namun, ia mengingatkan petugas Lapas Lowokwaru harus cermat dengan kegiatan keagamaan yang ada di dalam Pondok Pesanten At Taubah. Menurut dia, kegiatan keagamaan di lapas harus bebas dari radikalisme, namun mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin.

Corona Mewabah, Kapasitas Lapas dan Rutan Dinilai Perlu Dikurangi

"Untuk menangkal radikalisme, kita akan mengundang ustaz dan ulama yang dapat mengajarkan kebaikan serta yang benar, dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita harapkan punya pemahaman agama yang benar," ujar Yasonna.

Kehadiran pondok pesantren di dalam lapas diharapkan mampu membuat psikologis warga binaan lebih tenang, karena berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. "Semoga semakin tinggi keimanannya akan menjadi pribadi yang lebih baik. Dia tidak hanya dapat manfaat di duniawi, tapi juga Surgawi," kata Yasonna.

Selain keberadaan masjid dan pondok pesantren, Yasonna menyebut di beberapa lapas juga terdapat beberapa tempat ibadah. Mulai dari gereja, vihara, hingga pura. "Di Malang termasuk baik, ada gereja, dan masjid besar yang berkapasitas seribu orang," ujar Yasonna.

Sementara itu, Kepala Keamanan Lapas Lowokwaru, Sarwito mengatakan jika pondok pesantren tersebut berkapasitas 400 orang. Petugas telah menyiapkan kurikulum untuk para santri. Mayoritas santri didominasi oleh narapidana kasus narkoba.

"Yang dominan mengikuti dari narkoba, kapasitas hunian 400, mereka telah disaring. Ada kurikulumnya di pondok seperti baca dan belajar Aquran, ceramah agama. Dan bagi yang dasar juga diajarkan hal-hal dasar agama Islam," kata Sarwito. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya