Mudik 2017, Pertamina Jajakan BBM dengan Sepeda Motor

Ilustrasi/Kemacetan di gerbang tol saat mudik.
Sumber :
  • ANTARA/Dedhez Anggara

VIVA.co.id – PT Pertamina mengungkapkan telah menyiapkan skenario mengantisipasi terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak pada saat arus mudik lebaran 2017. Mengambil pelajaran dari tahun lalu di exit tol BrebesTimur atau Brexit, Pertamina tak mau kecolongan dengan spekulan dan pengecer ilegal yang menjajakan BBM dengan harga di luar nalar.

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Gigih Wahyu Hari Irianto, mengatakan, Pertamina siap mengejar pemudik yang terjebak kemacetan baik di jalan tol atau pun jalan nasional dengan menggunakan sepeda motor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi para pengecer ilegal dan melayani konsumen. 

"Kita membuat skenario, hingga sepeda motor pun kita sediakan andaikan terjadi penumpukan di SPBU baik di jalan tol atau jalan nasional. Kami akan mendatangi konsumen Pertamina dengan kemasan kaleng," kata Gigih di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin 5 Juni 2017. 

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

Ia mengatakan, kejadian pada 2016 sangat disayangkan, yang mana konsumen membeli BBM dengan harga yang sangat mahal. "Pertamina melakukan langkah yang lebih prudent dengan instansi terkait saat mudik lebaran ini," jelas dia. 

Gigih mengimbau, agar para konsumen tidak berspekulasi dengan stok minyak yang ada di kendaraannya. Seharusnya, kata dia, BBM diisi penuh ketika hendak melakukan perjalanan atau pun saat mengisi BBM di SPBU.

Citroen Luncurkan Mobil SUV Terbaru di Indonesia, Harga Rp200 Jutaan

"Jangan berspekulasi dengan stok minyak di kendaraan, isi penuh sebelum berangkat, atau di titik SPBU itu isi penuh, supaya pengendara tenang," jelas dia. 

Berkaca pada kejadian tahun lalu, ia mengakui Pertamina kesulitan menjangkau kendaraan habis bensin lantaran terjebak di tengah kepadatan yang tak bergerak.

"Tahun lalu memang terjadi penyumbatan lalu lintas. Minyaknya ada, tapi masuknya susah, jadi case-nya bukan karena minyak tidak ada, tapi karena aksesnya. Akhirnya ini dimanfaatkan oleh oknum yang menjual dengan harga di luar nalar," ujarnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya