Jemaah Haji Khusus Harus Cek Status Visa, Ini Alasannya

Jamaah haji saat berada di Hijir Ismail
Sumber :
  • Reuters/Ahmed Jadallah

VIVA.co.id – Jemaah haji 2017 (1438 hijriah) yang berangkat dengan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (BPIHK) diminta mengecek status visa mereka. Pengecekan penting dilakukan karena hanya status visa haji yang mendapatkan fasilitas layanan haji.

MCH 2017 Diminta Sajikan Berita untuk Konsumsi Internasional

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Amin Handoyo menjelaskan, hal tersebut dilakukan agar para jemaah haji mendapatkan pelayanan yang optimal saat menjalankan ibadah haji. Salah satunya terkait pelayanan kesehatan. 

“Karena hanya visa haji yang mendapatkan layanan, seperti kesehatan. Jangan sampai visa jemaah BPIHK ternyata visa kerja, bisnis, atau kuota kerajaan. Karena, semua visa itu tak memiliki fasilitas layanan kesehatan," ujarnya dalam rapat kerja tim Daker Madinah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin, 19 Juni 2017.

Stiker Akomodasi Jemaah Haji Mulai Terpasang di Mekah

Dia menambahkan, karena tidak mendapatkan layanan kesehatan, jemaah haji khusus terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi. Sehingga harus mengeluarkan biaya sendiri atau dari perusahaan travel agent yang mengirimnya.

"Jadi sedini mungkin harus mengecek status visanya," katanya.

Jemaah Haji Dapat Uang Living Cost Pecahan 500 Riyal

Sementara itu, menurut Kasubsi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Ika Nur Farida Sholeh, penyelenggara BPIHK mempunyai kewajiban menyediakan tenaga kesehatan dan obat-obatan bagi jemaah haji yang dibawanya. Sesuai ketentuan yang berlaku, KKHI tidak diperbolehkan memberikan obat kepada jemaah BPIHK.

"Secara aturan kami memang tak punya keharusan melayani jemaah haji khusus ini. Sesuai permenkes, mereka tanggung jawab travel agent. Tapi secara kemanusiaan kami tidak bisa. Apalagi mereka juga warga Indonesia," kata Ika.

Menurutnya, ada sejumlah modus yang dijalankan oknum tenaga kesehatan untuk jemaah haji khusus mendapatkan fasilitas obat-obatan. Salah satunya dengan memanfaatkan jejaring profesi dokter.

"Ada dokter yang kirim pesan lewat WA bahwa petugasnya membutuhkan obat-obatan. Kami pikir hanya batuk pilek seperti penyakit umumnya jemaah, diberi satu dua strip obat saja. Tapi belakangan mereka berbondong-bondong datang meminta obat untuk stok. Ini malah kami justru kewalahan," kata Ika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya