Pria Ini Nekat Mudik Bandung-Madiun Pakai Sepeda

Raharjo (41), pemudik bersepeda asal Bandung tujuan Madiun
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA.co.id – Gowes atau bersepeda mengelilingi kota kini sudah menjadi hal yang lumrah di kala hari libur. Namun bagaimana jika ada orang yang mudik lebaran menempuh ratusan kilometer dengan bersepeda? Tentu menjadi hal yang tidak biasa atau luar biasa bagi orang yang menjalaninya.

Beli Lampu Aladdin, Seorang Dokter Kena Tipu Rp600 Juta

Dengan nafas masih terengah-engah, Raharjo (41), warga Madiun Jawa Timur ini menyandarkan sepedanya tak jauh dari ikon Pasar Seni Gabusan di Jalan Parangtritis, Bantul Yogyakarta, Jumat sore, 23 Juni 2017.

Tak jauh dari lokasi tersebut berdiri para Pramuka yang turut menjaga Pospam Lebaran yang langsung mendatangi Raharjo sambil berbincang.

Hilang 2 Tahun, Wanita Ini Ditemukan Masih Hidup Mengambang di Laut

Raharjo pun meminta para Pramuka itu untuk mengabadikan dirinya dengan kamera kantong berlatar belakang icon Pasar Seni Gabusan.

"Iya saya sudah empat hari ini melakukan perjalanan mudik dari Cikopo Bandung menuju Madiun tempat kelahiran saya," kata Raharjo, Jumat sore 23 Juni 2017.

Ngeri, Detik-detik Nenek dan Cucunya Diserang Banteng

Perjalanan dari Cikopo menuju Madiun, kata Raharjo, cukup berat manakala melewati daerah Tasikmalaya yang diguyur hujan cukup lebat ditambah ramainya bus-bus besar dan mobil pribadi yang sama-sama menuju arah timur.

"Ya terpaksa istirahat karena medan berat ditambah hujan," ungkapnya.

Raharjo mengakui selama perjalanan menuju Madiun Jawa Timur tak banyak barang yang dibawanya. Hanya pakaian ganti dan peralatan mandi. "Kalau malam saya memilih istirahat tidur di pos pam atau pom bensin karena lebih aman dan baru siangnya melanjutkan perjalanan," ungkapnya.

Oleh-oleh atau barang lainnya sengaja tak dibawa karena sudah dibawa pulang istrinya bersama anaknya yang saat ini sudah tiba di Madiun Jawa Timur."Istri dan anak sudah di Madiun. Mudik pakai kereta api," kata Pria yang telah tinggal di Bandung sejak tahun 1993 ini.

Raharjo mengaku mudik dengan gowes ke Madiun bukan yang pertama kalinya, namun sudah yang ketiga kali meski dengan sepeda yang berbeda-beda.

"Yang pasti sepeda harus benar-benar bagus dan fisik juga harus bagus meski tidak latihan teratur," ungkapnya.

Selama empat hari perjalanan, diakui Raharjo, puasanya tak begitu sempurna karena terkadang melalui jalan yang menanjak dan turun sehingga tenaga terkuras, akhirnya terpaksa membatalkan puasa.

"Tapi hari ini medan jalan dari Jawa Tengah menuju Yogya melalui jalur selatan cukup landai sehingga masih bisa menahan lapar dan haus," ujar Raharjo.

Jika dua kali lebaran lalu bersepeda melalui jalur Jogja -Solo, Raharjo mengaku tahun ini ingin mencoba jalur Yogya-Wonosari-Pracimantoro-Wonogiri dan dilanjut ke Madiun. "Ingin melihat dan mendapatkan pengalaman yang baru," ucapnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya