Cerita Ngeri Saksi Lihat Detik-detik Heli Basarnas Jatuh

Penemuan helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah
Sumber :
  • Dokumentasi Kementerian Sosial

VIVA.co.id - Peristiwa mengerikan helikopter Basarnas jatuh di Gunung Butak pada Minggu, 2 Juli 2017, menjadi ingatan tak terlupakan bagi Suseno, warga Dusun Canggal Bulu, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.

8 Kecelakaan Pesawat Terbesar di Indonesia

Suseno adalah orang pertama yang sampai di lokasi helikopter jatuh itu. Lokasinya berada tepat di kawasan curam hutan Mlowo yang berjarak tujuh kilometer dari dusun Canggal Bulu.

Saat musibah mengerikan sore itu, Suseno masih beraktivitas mencari rumput. Ia berada di hutan yang lebih tinggi dari kampungnya. Sekira pukul empat sore, ia dikejutkan dengan suara helikopter yang meraung-raung dari kejauhan. Suara heli itu terdengar kian dekat hingga ia sejenak berdiri dan meletakkan rumput yang sudah terkumpul.

Pilot Helikopter Angkatan Udara Amerika Tewas Kecelakaan di Kuwait

Cerita Ngeri Saksi Lihat Detik-detik Heli Basarnas Jatuh

Lokasi helikopter Basarnas jatuh dilihat dari Dusun Canggal Bulu, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (VIVA.co.id/Dwi Royanto)

Pesawat Lionair Jatuh di Manila, 8 Orang Tewas

Tak disangka sebelumnya, Suseno melihat posisi helikopter berwarna oranye itu kian dekat, tepatnya hanya 15 meter di atas perkampungan. Helikopter itu bahkan nyaris menabrak kubah masjid. Dari hutan, Suseno juga melihat jelas orang-orang yang keluar rumah melihat helikopter terbang rendah.

"Suasana kampung saat itu ramai pada nonton. Bahkan salah satu penumpang pesawat di bagian depan terlihat melambaikan tangan, seperti minta warga menyingkir," ujar Suseno saat ditemui VIVA.co.id di rumahnya pada Selasa, 4 Juli 2017.

Helikopter yang terbang kian rendah itu lantas semakin menuju ke barat di kawasan Gunung Butak. Dalam ingatannya, helikopter itu tampak telah sejajar dengan lokasinya berdiri di atas hutan. "Helinya sempat menabrak pucuk pohon cemara dan lewat persis beberapa meter di atas saya berdiri. Lalu menerobos kabut dan semakin ke barat. Saya sempat ketakutan," katanya.

Selang satu menit kemudian, helikopter itu tampak hilang di antara pekatnya kabut. Tapi Suseno dikagetkan dengan suara dentuman keras dari arah barat. Setelah suara keras itu, bunyi helikopter seketika hilang dan kabut yang pekat pun menghilang.

Di tengah rasa penasaran dan takut, Suseno langsung beranjak dari tempatnya berdiri. Ia memilih untuk berlari mencari tahu sumber suara. Dalam benaknya, helikopter itu pasti menabrak tebing karena terbang rendah dan tertutup kabut.

"Saya terus berlari, sampai tak ingat berapa jauh jaraknya. Mungkin tiga puluh menit saya mencari helikopter itu ke atas hutan. Dalam hati saya mungkin ada penumpang yang selamat," ujar pria 23 tahun itu.

Di tengah pencarian, ia bertemu Tugi, tetangganya yang juga sedang mencari rumput. Mereka lalu kompak untuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Mereka akhirnya sampai di lokasi kejadian. Tepatnya di antara tebing curam dan perkebunan tembakau.

"Lokasinya hanya beberapa meter dari ladang tembakau milik Mbah Kunting. Jaraknya dekat dengan gubuk yang biasa untuk istirahat petani," katanya.

Suseno dan Tugi seketika dikagetkan dengan posisi helikopter yang telah remuk di kawasan tebing. Mereka juga melihat sejumlah penumpang pesawat berseragam oranye yang kondisinya berantakan. Ada yang terjepit di badan heli dalam posisi duduk. Ada juga yang terpental keluar dari pintu namun kakinya masih tersangkut di dalam. Tubuh Suseno pun gemetar menceritakan peristiwa itu.

"Saya sama Kang Tugi nekat mendekat masuk ke pesawat, siapa tahu ada yang selamat. Kita teriak-teriak 'mas, mas, mas' begitu. Tapi enggak ada yang jawab. Pokoknnya ngeri banget. Yang terlihat saat itu empat orang, badannya besar-besar," ujarnya sambil mengingat-ingat kejadian itu.

Ketakutan kedua warga itu pun semakin terasa saat mendengar suara letupan kecil yang mereka kira bahan bakar yang bocor. Keduanya lalu menjauhi pesawat hingga beberapa meter karena pekatnya bau bahan bakar. "Kami takut kalau ada ledakan. Karena ada bunyi seperti sirine juga," ujarnya.

Melihat semua korban meninggal, Suseno dan Tugi akhirnya tidak berani memberikan pertolongan. Dari ketinggian, keduanya lalu berinisiatif memberi tahu posisi mereka kepada warga yang juga mencari lokasi pesawat itu jatuh. "Saya lalu ambil bambu panjang di gubuk dekat lokasi. Lalu saya ikat pakai plastik dan saya kibar-kibarkan untuk memberitahu warga posisi kami," katanya.

Selang setengah jam, warga pun berduyun-duyun tiba. Jumlahnya bahkan mencapai ratusan. Namun saat itu warga hanya melihat dan mendokumentasikan melalui ponsel mereka. Kejadian itu lalu dilaporkan ke perangkat desa setempat dan diteruskan ke Kepolisian.

Baru sekira pukul 19.30 WIB, upaya pertolongan oleh Basarnas, TNI, Polri dan relawan tiba di lokasi. Sulitnya proses evakuasi juga berlangsung hingga pukul dua dini hari. Hal itu mengingat sulitnya medan menuju lokasi hingga cuaca yang malam itu sempat hujan.

Ada delapan korban meninggal dalam peristiwa itu. Mereka antara lain empat kru helikopter dan empat penumpang yang merupakan rescue Basarnas. Delapan korban masing-masing, Kapten Laut (P) Haryanto, Kapten Laut (P) Li Solihin, Serka Mpu Hari Marsono, Peltu LPU Budi Santoso, Muhammad Affandi, Nyoto Purwanto, Budi Resti, dan Catur.

Semua korban telah dimakamkan di kampung halamannya masing-masing. Proses evakuasi bangkai helikopter jenis Dauphin HR 3602 milik Basarnas itu masih terus dilakukan oleh tim gabungan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya