Ribuan Santri NU Jawa Tengah Demo Tolak Lima Hari Sekolah

Ribuan santri NU se-Jawa Tengah berunjuk rasa menolak kebijakan Lima Hari Sekolah di Kota Semarang pada Jumat, 21 Juli 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Ribuan santri dan pengelola madrasah diniyah dari berbagai daerah di Jawa Tengah berunjuk rasa menolak pelaksanaan Lima Hari Sekolah yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka serentak menggeruduk halaman kantor Gubernur di Kota Semarang.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Aksi mereka diawali salat Jumat di Masjid Baiturrahman Semarang, lalu berjalan bersama menuju kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah. Tak hanya santri dan kalangan kiai, aksi itu juga diikuti ratusan anggota Banser Nahdhatul Ulama (NU).

Massa tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan itu adalah elemen masyarakat yang tidak sepakat dengan penerapan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017. Mereka lalu berorasi secara bergantian serta membentangkan spanduk penolakan.

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

"Permen tentang lima hari sekolah ini jelas membawa dampak buruk bagi masyarakat, tapi pemerintah tetap saja memaksa untuk diberlakukan. Karena itu, ketika kata-kata tak lagi bermakna, maka aksi adalah solusi," kata koordinator aksi, Hudallah Ridwan, pada Jumat, 21 Juli 2017.

Ridwan berpendapat, pemberlakuan full day school ditinjau dari berbagai sisi lebih banyak mengandung keburukan atau bahaya daripada manfaatnya.

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Dari sisi kultural, mengancam pendidikan karakter yang selama ini diajarkan di dalam madrasah diniyah. Dari sisi sarana dan prasarana masih banyak sekolah, bahkan rata-rata, belum memadai.
 
“Selain itu, jika full day schooll bertujuan untuk melakukan pendidikan karakter, maka pendidikan karakter yang sesungguhnya di Indonesia sudah berlangsung lama sejak pra-kemerdekaan melalui pondok pesantren dan madrasah. Pendidikan karakter di Indonesia sesungguhnya adalah pendidikan agama," ujarnya.

Massa pun berjanji aksi damai menolak sekolah lima hari ini akan terus berlanjut sampai pemerintah mencabut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
 
"Jika pemerintah tidak membatalkan Permendikbud itu, aksi akan tetap berlanjut dengan massa yang lebih besar. Kalau perlu kita akan bersama-sama ke Jakarta," ujarnya.

Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

PBNU resmi membuka kegiatan Santri Super Camp 2024 yang merupakan program beasiswa bimbel intensif selama 30 hari yang diikuti ribuan santri.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024