Enam Kecamatan di Gunungkidul Mulai Terdampak Kekeringan

Ilustrasi/Kekeringan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Siswowidodo

VIVA.co.id – Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, merupakan daerah langganan bencana kekeringan. Pada 2017, bencana kekeringan di Kabupaten Gunungkidul diprediksi lebih parah dibanding 2016.

MUI: Salat Id yang Dilakukan Jemaah Aolia Tak Sesuai Syariat Islam

Hingga akhir Juli 2017 tercatat sebanyak 45.350 warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terdampak kekeringan atau saat ini kesulitan air bersih.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Krido Suprayitno, warga harus membeli dari pedagang swasta yang harganya antara Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per tangki isi 5.000 liter atau mengajukan droping air bersih dari BPBD setempat.

Sosok Pemimpin Jemaah Aolia Gunungkidul yang Ngaku Telponan Sama Allah

Adapun kecamatan yang mengalami kekeringan cukup parah di Gunungkidul itu antara lain Kecamatan Rongkop, Kecamatan Paliyan, Kecamatan Panggang, Kecamatan Girisubo, Kecamatan Panggang, dan Kecamatan Semin.

"Keseluruhannya ada sekitar 45.350 jiwa. Mereka ini menyebar di 80 desa di 18 kecamatan tersebut," kata Krido, Senin 31 Juli 2017.

Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Hari Ini, Tak Ada Gema Takbir

Krido membandingkan wilayah di Gunungkidul yang terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini lima persen lebih tinggi dibanding tahun lalu. Dengan kondisi ini, bencana kekeringan panjang yang terjadi pada periode 2004/2005 di Gunungkidul, akan berpotensi terjadi tahun ini. "Mereka butuh bantuan lebih cepat," ucapnya.

Kondisi kekeringan yang selalu melanda kawasan Gunungkidul ini, lanjut Krido, tidak lepas dari kondisi geografis di wilayah itu yang berada di pegunungan karst, sehingga tidak mampu menampung air hujan secara maksimal.

Sosok pemimpin Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo (Mbah Benu)

Klarifikasi Pimpinan Aolia Mbah Benu Soal Pernyataan Telepon Allah: Itu hanya Istilah

Pimpinan Masjid Aolia KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo (Mbah Benu) angkat bicara terkait pernyataannya yang mengaku ‘telpon Allah’ untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024