Menteri Dipanggil Mendadak ke Istana, Tak Bahas Reshuffle

Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sumber :
  • Agus Rahmat - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Sejumlah menteri Kabinet Kerja, Rabu malam, 9 Agustus 2017, mendadak dipanggil ke kompleks Istana Negara. Pertemuan dilakukan di Gedung Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta.

AHY jadi Menteri ATR/BPN, Mardani PKS: Welcome to The Jungle

Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, pertemuan dadakan yang berlangsung sejak pukul 18.30 WIB hingga pukul 20.18 WIB, bukan terkait isu perombakan kabinet (reshuffle). Tetapi, terkait akan ada acara bertaraf internasional digelar di Indonesia. Salah satunya, adalah Annual Meeting IMF yang akan berlangsung pada 2018.

Maka, kata Pratikno, persiapannya harus dilakukan jauh hari sebelum agenda puncaknya digelar. “Akan ada beberapa international event yang harus kita persiapkan. Jadi, kita rapat tentang berbagai macam isu kan. Biasa ini, salah satu kerjaan kita kan EO. Jadi, mempersiapkan dari berbagai isu, event-nya seperti apa dan lain-lain," kata Pratikno, usai rapat di kantornya, Rabu malam.

Jokowi Lantik AHY Jadi Menteri ATR/BPN di Istana, Moeldoko ke Mana Tak Nongol?

Sebagai tuan rumah pertemuan internasional itu, Pratikno mengaku pemerintah harus bisa memanfaatkannya secara optimal. Karena, ini juga menyangkut reputasi, atau nama baik Indonesia di dunia internasional.

Namun, kata dia, yang paling penting juga, side event, atau acara pendukung lainnya. Menurutnya, itu yang dipersiapkan dari sekarang.

Jokowi Lakukan Reshuffle, Ini Deretan Menteri Terbaru Kabinet Indonesia Maju

"Jadi, enggak bisa mendadak-mendadak, sehingga kehadiran para tamu itu benar-benar bermanfaat bagi masyarakat untuk dioptimalkanlah untuk kepentingan ekonomi kita, ekonomi masyarakat," kata mantan Rektor UGM.

Konsolidasi seluruh kementerian, sangat diperlukan. Sebab, kata Pratikno, Indonesia harus memasarkan produk-produknya yang dimiliki. Seperti destinasi wisata, di mana ada 10 destinasi yang menjadi prioritas, hingga industri kreatif lainnya.

Pemerintah ingin, dengan event-event internasional, event sampingannya ini juga bisa dimanfaatkan. Terutama, untuk masyarakat Indonesia.

"Misalnya, persiapan destinasi, misalnya nanti kehadiran tamu akan dibawa ke mana, mulai dari Indonesia timur dan lain-lain, dibawa untuk membeli produk-produk apa, nah itulah. Pokoknya, semuanya akan kita optimalkan untuk kepentingan masyarakat, dari Sabang sampai Merauke," jelas Pratikno. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya