Terbang Perdana, Pesawat Buatan Anak Negeri Dipiloti Wanita

Kapten Esther Gayatri Saleh, pilot pesawat N219 karya anak bangsa.
Sumber :
  • Viva.co.id/Adi Suparman

VIVA.co.id – Pesawat karya anak negeri produksi PT Dirgantara Indonesia, N219, sukses mengudara dalam uji terbang pada Rabu 16 Agustus 2017. Hasil uji tes selama 20 menit, membuktikan karya anak bangsa mampu memajukan kedirgantaraan.

KNKT Beberkan Kronologi Pilot dan Co-Pilot Batik Air yang Tertidur saat Terbangkan Pesawat

Lantas, siapa yang berani menerbangkan pesawat adik Gatotkaca yang sukses secara teori namun belum mendapat garansi stabil saat diterbangkan itu? Dia adalah perempuan kelahiran Palembang Sumatera Selatan 3 September 1962, bertitel profesional status Chief Test Pilot Indonesia Aerospace, Kapten Esther Gayatri Saleh.

Esther mengaku, rencana uji terbang N219 bukan perkara mudah, banyak perdebatan teknis dan pertimbangan. "Secara data sudah oke, ya saya bisa bilang 'We Are Going' dan memang terbukti," ujarnya saat wawancara di hanggar Assembly Line N219 PT Dirgantara Indonesia, Bandung Jawa Barat, Rabu 16 Agustus 2017.

Pengemudi Mobil Ini Disebut Punya Skill Nyetir Selevel Pilot

Menurutnya, perjuangan menerbangkan N219 melalui fase pengkajian lama, bahkan kerap didebat dan diminta untuk memenuhi kelayakan terbang. "Memang kita kaji ini lama, pasang power, test, berbicara dengan spesialis flight control-nya gimana dan itu debat teknis dari mulai April sampai sekarang," terangnya.

Curahan emosi dan tenaga untuk merealisasikan N219 bukan hanya prototipe, melainkan jadi jawaban kebutuhan masyarakat Indonesia untuk menghubungkan antarpulau, akhirnya terbayarkan. "Kru mulai terlibat Ground Run, sampai Taxi. Nanya ini, itu, mati dan itu normal dan tidak mudah membuat pesawat, kalau mudah buat, ya udah dari dulu (buat) lagi kan. Dan mahal," katanya.

Hebat, Pilot Jet Tempur Wanita Kulit Hitam Pertama Raih Wings Emas

Esther menilai, uji terbang N219 pada Rabu 16 2017 menjadi bukti komponen SDM industri penerbangan kembali hidup dan mempunyai kualitas daya saing. "Ini adalah sejarah setelah 22 tahun kita bisa mengudara dengan prototipe yang baru. Artinya kita bukan hanya produksi, pengguna operator, produk yang kita terbangkan menandakan secara spesialis teknis bidang masing-masing tuh berfungsi dan regenerasi harus ada," katanya.

Menurutnya, persiapan pribadi untuk menerbangkan pesawat yang siap secara tertulis, bukan hal mudah. Mental terbang dan dorongan keluarga diperkuat. "Manusia terbatas, dan Tuhan menjawab. Mental saya siapkan, mental terbang mulai dari take off, terbang dan landing itu ada di otak saya. Skenarionya persis," tuturnya.

Lanjut Esther, wajar jika ada rasa ketakutan, pasalnya N219 sukses secara kalkulasi dalam kertas. Tapi dengan kecermatan teknisi mempersiapkan, menjadi jaminan pesawat tersebut  sukses mengudara.

"Kita belum kenal behavior pesawat ini, di atas kertas dia bisa mengkalkulasi nanti ada ini, itu dari sekian derajat-derajat. Tapi terbangnya kan harus diterbangkan, benar enggak sesuai teori. Tapi saya percaya, teman-teman bekerja sama dengan baik, saya yakin hopping, landing gear engine," tutur perempuan berdarah Ambon Belanda itu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya