Merah Putih Siap Dikibarkan di Gunung Tertinggi Eropa Barat

Tim Kwarnas Gerakan Pramuka dan organisasi pencinta alam Vanaprastha
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id – Tim Kwarnas Gerakan Pramuka dan organisasi pencinta alam Vanaprastha akan melakukan pendakian ke satu dari tujuh titik paling tinggi di dunia (seven summits) pada Minggu, 3 September 2017.

Tujuh Gunung Tertinggi di Eropa

Gunung yang akan didaki adalah gunung tertinggi di kawasan Eropa Barat, Mont Blanc. Gunung itu memiliki ketinggian 4.810 meter dari permukaan laut.

Ekspedisi ini bertajuk BRI-Gerakan Pramuka-Vanaprastha untuk Merah Putih: Ekspedisi Dua Generasi. Rencananya, kegiatan pendakian akan berakhir pada tanggal 15 September 2017 mendatang.

Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

Menurut Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka sekaligus Ketua Pembina Vanaprastha, Adhyaksa Dault, pendakian itu bukan bertujuan menaklukan gunung semata. Ia menegaskan kalau hal itu dilakukan untuk lebih bersahabat dengan alam sekaligus dalam rangka Promosi Indonesia pada Puncak-puncak Dunia (PIP3D).

PIP3D sendiri, kata dia, adalah aksi menancapkan bendera bendera Merah Putih di gunung-gunung tertinggi dunia. "Kami juga sekaligus untuk mempromosikan pariwisata Indonesia dan identitas-identitas Indonesia lainnya seperti Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan Dasa Darma Pramuka," kata Adhyaksa di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 September 2017.

Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States

Ia menjelaskan, anggota tim pendaki merupakan gabungan generasi tua dan muda. Sedikitnya ada sekitar 18 orang yang akan mengikuti ekspedisi itu, termasuk dirinya.

Adhyaksa menambahkan, tim penjelajah gunung Mont Blanc telah dipersiapkan sebaik mungkin. Sesi latihan, pemugaran fisik serta tes kesehatan sudah dilalui selama satu tahun sebelum keberangkatan besok.

"Berbagai latihan fisik dan mental kami lakukan. Karena ini menyangkut keselamatan, bahkan nyawa. Kita juga mempertaruhkan nama Indonesia," ujar dia.

Ekspedisi ini disebut ekspedisi dua generasi karena melibatkan generasi pendaki berusia 55 tahun ke atas dan 30 tahun ke bawah. Diharapkan, dua generasi tersebut bisa saling bahu-membahu untuk mencapai puncak gunung dan berhasil menancapkan bendera sang saka Merah Putih di gunung itu.

"Jadi ada yang umurnya 50 tahun ke atas, dan ada juga yang usianya 30 tahun ke bawah," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya