BNN Temukan Fakta Mengejutkan soal Peredaran PCC di Kendari

Satu di antara tiga jenazah remaja korban narkoba jenis Flaka dan mengandung obat bernama Somadril, Tramadol dan PCC di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Kamis, 15 September 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kamarudin Egi

VIVA.co.id - Badan Narkotika Nasional menemukan satu fakta cukup mengejutkan tentang peredaran obat PCC (paracetamol, caffein, dan carisoprodol) yang menewaskan tiga orang dan 71 overdosis di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Senin pekan lalu.

Capaian Vaksinasi COVID-19 di Kendari Masih Jauh dari Target

Korban overdosis massal itu akibat peredaran pil PCC yang masuk secara bersamaan di Kendari. Soalnya berdasarkan laporan intelijen, sehari sebelum peristiwa itu tak ditemukan obat PCC di sana.

"Ini berdasarkan kajian intelijen kami di lapangan. Kami menemukan sehari sebelum peristiwa pil PCC itu tidak ada atau dalam keadaan kosong," kata Kepala BNN Kota Kendari, Murniaty, kepada VIVA.co.id pada Selasa, 20 September 2017.

Pak Haji Cs Mampu Produksi 30 Ribu Pil PCC per Hari

Menurut Murniaty, pada Senin malam kala hari menuju Selasa dini hari, pil PCC kemudian muncul dalam waktu bersamaan. Para korban pun langsung serentak mendatangi pengedar.

"Tetapi ada juga yang diberi gratis. Selasa itu langsung masuk barang. Kemudian dipakai bersamaan. Ini memang fenomena yang kami temukan," katanya.

Pak Haji Diketahui Hanya Jual Air Isi Ulang, Ternyata Produsen Pil PCC

Ditambah lagi, PCC yang masuk secara serentak dalam kandungan zat lain atau hasil oplosan dari beberapa jenis obat. Hal itulah yang mengakibatkan jatuhnya korban secara massal dan serentak.

"Barang baru, pikirnya sama dengan biasa, ternyata beda. Minum satu atau dua butir sudah kejang-kejang. Nah, inilah yang mengakibatkan anak-anak itu menjadi korban," ujarnya. (ase)

Juru Bicara Satuan Tugas COVID-19 Kota Kendari, dr Algazali.

COVID-19 di Kendari Terus Melonjak, Satgas: Jangan Berkerumun!

Satgas COVID-19 mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari tempat kerumunan yang berpotensi menjadi tempat penyebaran virus.

img_title
VIVA.co.id
23 Juni 2021