Penerbangan di Ngurah Rai Masih Normal

Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Bali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA.co.id – Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, terus meningkat sejak 18 September 2017. Gunung tertinggi di Pulau Bali ini sudah berstatus awas. 

Angkasa Pura I Layani 5,5 Juta Penumpang di Januari 2024

Kenaikan status ini diberlakukan sejak Jumat malam tadi. Kendati sudah berstatus awas, aktivitas di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali, masih berjalan normal.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, penerbangan di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali, masih beroperasi secara normal dan tetap dibuka untuk penerbangan domestik maupun internasional.

Media Asing Soroti Macet Parah di Bali, Jalanan Sempit Hingga Parkir Buruk

"Kami dari stakeholder penerbangan sepakat bahwa selama belum ada VA (Volcanic Ash) ini. Penerbangan normal dan semua berjalan lancar," kata Agus saat jumpa pers, usai rapat koordinasi antisipasi kesiapan bencana Gunung Agung dengan stakeholder penerbangan di Ruang Rapat Kantor Otoritas Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu 23 September 2017.

Ia mengatakan, sampai saat ini, pihaknya sudah mendapat laporan dari petugas di lapangan bahwa tidak ada satupun Abu Vulkanik atau VA yang ditemukan atau terdeteksi akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung.

Kapolri Ungkap Langkah Atasi Macet Horor agar Tak Terulang di Bali

Walaupun sudah bertatus awas, tapi sejak aktivitas Gunung itu meningkat sampai berstatus awas belum mengeluarkan Abu Vulkanik sehingga masih aman untuk penerbangan. "Saya tekankan sekali lagi, tidak ada satupun yang berbentuk abu vulkanik atau VA," ujar Agus.

Menurutnya, Abu Vulkanik ini bisa membahayakan penerbangan, manakala gunung meletus dan mengeluarkan abu vulkanik. Tetapi apabila tidak mengeluarkan VA maka tidak akan membahayakan penerbangan pesawat terbang dan penerbangan masih bisa berjalan normal serta aman.

"Wisata di Bali masih tetap aman dan sebagainya. Tetapi kami harus membuat mitigasi manakala jika terjadi adanya semburan VA," ujarnya.

Seperti diketahui, Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, terus meningkat sejak 18 September 2017. Gunung tertinggi di Pulau Bali ini sudah berstatus awas. Kenaikan status ini diberlakukan sejak Jumat malam tadi.

Walau aktivitas Gunung Agung meningkat, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, (PVMBG), Kasbani, mengaku pihaknya tak bisa memprediksi kapan Gunung Agung akan meletus.

Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Pulau Bali. Dahulu setinggi 3.142 meter di atas pemukaan laut (Mdpl), lalu turun menjadi 2.920-3.014 Mdpl setelah meletus pada 1963. Puncak Gunung Agung terletak di bagian barat daya, tepat di atas Pura Besakih.

Gunung vulkanik tipe monoconic strato itu termasuk gunung muda dan sempat tidur panjang selama 120 tahun sampai meletus pada 1963. Periode istirahatnya yang paling pendek 13 tahun dan terpanjang 120 tahun.

Tak banyak catatan tentang letusan Gunung Agung, hanya tercatat empat kali meletus sejak 1808, itu pun data dan informasinya terbatas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya