Hilang 41 Hari di Arab Saudi, WNI Diduga Ingin Bertapa

Jemaah haji asal Bogor yang hilang di Arab Saudi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eko Priliawito

VIVA.co.id – Pencarian terhadap jemaah haji bernama Atim Arta Ota (62), terus dilakukan. Jemaah haji asal Bogor, Jawa Barat tersebut hilang sejak 15 Agustus 2017. Keterangan sejumlah saksi juga masih terus didalami.

Media Center Jakarta Akan Kembali Aktif, Laporkan Info Haji Tiap Hari

Berdasarkan data informasi, Atim adalah warga Kampung Cikole, Kuta Mekar, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Atim tergabung dalam Embarkasih Bekasi, kloter JKS 65 maktab 61. Selama di Mekah, dia tinggal di rumah 1102 Hotel Al Orayah Royal, Misfalah.

Dari kronologi singkat yang dijelaskan istrinya, Sanya, pada Selasa 15 Agustus 2017, yang bersangkutan tiba di Kota Mekah. Setelah beristirahat sejenak bersama rombongan berangkat ke Masjidil Haram menggunakan bus salawat untuk melaksanakan umrah wajib.

Melihat Lebih Dekat Fasilitas Pemondokan Jemaah Haji

Tapi, setelah salat zuhur, Hj Lia Amalia selaku ketua rombongan melakukan pengecekan dan Atim sudah tidak ada. Jemaah dalam rombongan berusaha melakukan pencarian di areal Masjidil Haram dan tidak menemukan yang bersangkutan. Karena waktu terbatas, rombongan melanjutkan prosesi sai dan langsung kembali ke hotel tempat menginap.

Setelah dua hari lamanya tak juga pulang, pada Kamis 17 Agustus 2017, kabar hilangnya Atim dilaporkan kepada petugas perlindungan jemaah (Linjam) sektor 11. Informasi ini kemudian diteruskan ke Daerah Kerja (Daker) Mekkah.

Tips bagi Jemaah Haji Hilangkan Pegal Selama di Pesawat

Karena belum juga ditemukan, pada 19 Agustus 2017, Linjam Daker Mekah meminta keterangan kepada Sanya. Tiga hari kemudian, keterangan tambahan dilakukan lagi kepada istri Atim.

Sanya menjelaskan, bahwa suaminya sering meninggalkan keluarga, kadang satu malam atau bahkan dua hari dua malam. Ini berulang-ulang, saat berada di Tanah Air.

Dia juga menjelaskan, suaminya memang telah merencanakan akan pergi ke gunung-gunung saat tiba di Mekah. Selain itu, yang bersangkutan dilaporkan pernah menderita sakit ingatan, sakit lambung, susah tidur. Dia juga tak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan tidak dapat baca tulis.

Namun, yang lebih mengkhawatirkan menurut keterangan sang istri, Atim membawa jimat dan mengaku memiliki guru spiritual yang diakuinya Nyi Roro Kidul. Saat hilang, dia masih menggunakan kaim ihram, membawa tas paspor dan tas hijau mandiri.

Dengan apa yang menimpa Atim, sang istri telah ikhlas. Dia juga memastikan, selama ini tak memiliki permasalah atau kesalahan selama di Tanah Air maupun saat tiba di Mekkah.

Sementara, menurut keterangan Lia Amalia, selaku ketua rombongan, bahwa Atim pernah keluar dari asrama embarkasi dan diamankan oleh petugas. Dia mengaku ingin kembali ke kampung halaman. Kemudian menurut Syahroni selaku ketua regu, bahwa Atim selama ini dinilai selalu mengikuti aturan dan arahan.

Tapi, memang yang bersangkutan selalu ingin menyendiri dan memisahkan diri dengan rombongan. Dia juga tergolong orang yang pendiam. Dari kesimpulan tim Linjam, Atim Arta Ota ini adalah jemaah dengan risiko tinggi yang mengenakan gelang merah. Dia mempunyai riwayat sakit lambung, susah tidur dan pernah lupa ingatan.

Dia juga disimpulkan mempunyai keterkaitan dengan hal-hal mistis, sering bertapa dan mengatakan keinginannya untuk pergi ke gunung-gunung di Mekkah. Selain itu, yang bersangkutan tidak dapat berbahasa Indonesia, tidak dapat baca tulis, dan dipastikan akan sulit berkomunikasi saat berada di Mekah.

Hari ini, Senin 25 September 2017, pencarian oleh tim gabungan dari unsur Linjam dan personel lain di Daker Mekah, kembali akan dilakukan.

Menurut Kadaker Mekah, Nasrullah Jasam, pencarian kali ini dilakukan dengan melibatkan banyak personel guna menyisir tempat-tempat yang sebelumnya juga sempat dikunjungi. Mulai dari wilayah tempat pelaksanaan ibadah haji, rumah sakit, kamar mayat sampai rumah sakit jiwa.

"Jam 9 pagi ini kita akan mulai bergerak. Pencarian fokus ke rumah sakit, kantor polisi dan tempat yang berpotensi dikunjungi oleh kedua jemaah ini," kata Nasrullah saat ditemui sesaat setelah melakukan koordinasi sebelum pencarian dilakukan, Senin, 25 September 2017.

Nasrullah berharap kedua jemaah ditemukan sebelum masa pelaksanaan ibadah haji selesai. Apalagi, seluruh jemaah sudah akan meninggalkan Mekah sejak 26 September 2017, atau satu hari lagi.

"Meski proses haji telah selesai kita sudah kembali ke Tanah Air, pencarian tetap dilakukan. Kita punya perwakilan di Arab Saudi, ada Kantor Urusan Haji yang akan melakukan pencarian dan kerja sama dengan otoritas terkait di Arab Saudi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya