Gunung Agung Awas, Rute Penerbangan ke Bali Bisa Dialihkan

Suasana di ruang kendali Makassar Air Traffic Service Center (MATSC)
Sumber :

VIVA.co.id – Penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, AirNav Indonesia, telah siap mengantisipasi kemungkinan terburuk terkait aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Bahkan, AirNav telah menyiapkan jalur lain untuk mengalihkan penerbangan ke Bali, jika gunung berketinggian 3.031 mdpl itu menunjukkan peningkatan aktivitas yang membahayakan keselamatan penerbangan.

"Kami memahami dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung, bila terus meningkat bisa saja membuat bandara di Bali ditutup. Untuk itu, langkah-langkah penanganan dipersiapkan sesuai prosedur. Jalur alternatif bagi penerbangan yang menuju ke Bali juga sudah disiapkan," kata Koordinator ATS Regional AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Wawan Hermawan, kepada VIVA.co.id, Senin, 25 September 2017.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Menurut Wawan, operator maupun maskapai penerbangan masih terus mengikuti perkembangan aktivitas gunung yang berada di wilayah Kabupaten Karangasem itu. Koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga rutin dilakukan.

"Kalau misalnya (Bandara I Ngurah Rai) ditutup, penerbangan akan dialihkan. Kan setiap penerbangan itu sudah diatur adanya rute alternatif bila bandara tujuan tidak memungkinkan," kata Wawan.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Hingga kini, AirNav memang belum menerbitkan peringatan kepada pilot alias Notice to Airman (Notam) terkait Gunung Agung. Karena, aktivitas vulkanik dianggap belum membahayakan keselamatan penerbangan.

Penerbitan Notam hanya akan dilakukan bila PVMBG atau pilot yang sempat melintas melaporkan terkait bahaya keselamatan penerbangan di atas Gunung Agung.

Berdasarkan prosedur, AirNav bisa melakukan proteksi zona dengan radius 60 kilometer dengan ketinggian tertentu dari sumber bahaya. Seluruh pesawat yang melintas di jalur penerbangan itu akan dialihkan.

Selanjutnya, AirNav akan berkoordinasi dengan instansi terkait, yang memungkinkan untuk menutup lebih luas ruang udara, bergantung pada kondisi atas dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Sebelumnya, PVMBG telah menaikkan status Gunung Agung menjadi awas atau level IV. Kenaikan level itu diberlakukan sejak Jumat malam, 22 September 2017, pukul 20.30 Wita.

Gunung Agung diketahui terakhir kali meletus rentang 1963-1964. Pada letusan Gunung Agung kala itu, proyektil material yang dilontarkan sejauh 6 kilometer dengan volume erupsi mencapai 0,84 kilometer kubik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya