- VIVA.co.id/Bobby Andalan
VIVA.co.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei menjelaskan, pihaknya bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan analisis aktivitas Gunung Agung.
Analisis ini termasuk kemungkinan jika nantinya Gunung Agung meletus. Willem mengatakan analisis dilakukan dengan model yang sedang dijalankan PVMBG.
"Jadi, PVMBG sudah terus menganalisis pengaruhnya dengan pemodelan-pemodelan," kata Willem kepada VIVA.co.id di Pos Pengungsian GOR Swecapura, Rabu, 27 September 2017.
Willem mengatakan, untuk ukuran kekuatan letusan sudah dilakukan analisis menggunakan mekanisme Exclusive Volcano Indeks (EVI). Dengan mekanisme ini, bisa diketahui indeks tingkat eksplosifnya.
"Jadi di situ ada indeks tingkat eksplosifnya berapa. Nah, diperkirakan indeks eksplosifnya oleh PVMBG besarannya II sampai dengan V," katanya.
Kemudian, jika erupsi Gunung Sinabung EVI berada pada angka II dan Merapi berada pada angka IV, maka Gunung Agung diperkirakan EVI-nya antara II sampai V. Setiap erupsi gunung memiliki besaran eksplosif yang berbeda.
"Beda EVI dari IV ke V itu 10 kali lipat. Jadi kalau misalnya Merapi IV, lalu Gunung Agung V, berarti besaran indeks eksplosifnya itu sepuluh kali lipat dari Merapi, dan seribu kali dari Sinabung," ungkapnya.
Namun, ia mengingatkan tidak ada yang bisa mengukur secara pasti berapa besaran EVI Gunung Agung. Untuk mengantisipasi aktivitas vulkanik, tim PVMBG bekerja 24 jam.
"Oleh karena itu vulkanologi bekerja siang malam 24 jam untuk mengamati aktivitas vulkaniknya, sehingga kita paham bisa berbuat sesuatu. Kalaupun terjadi, kita berharap jangan besar-besar lah (letusannya)," jelasnya. (ase)
