PVMBG: Gunung Agung Kritis, Sudah Siap Meletus

Gunung Agung keluarkan asap mengepul
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Agung. Berdasarkan pantauan terkini, PVMBG memprediksi gunung saat ini dalam kondisi kritis dan siap meletus.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

"Vulkanik dangkalnya meningkat. Sekarang masih 300-an. Artinya, gunung kritis, sudah siap meletus," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika di Pos Pemantau Gunung Agung, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat, 29 September 2017.

Menururt Suantika, saat ini asap di kawah gunung terus menebal. Bahkan, ketebalan asap sudah mencapai 2000 meter. Padahal hari sebelumnya, ketebalan asap putih hanya mencapai 50-100 meter. "Asapnya itu awalnya, tipis sekarang makin tebal," kata Suantika.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

?Hanya saja, Suantika menuturkan warna asap tersebut masih berwarna putih seperti kapas belum berubah menjadi warna hitam keabu-abuan. 

"Kalau sudah berubah begitu (hitam keabu-abuan), itu tandanya dia makin mau meletus, makin dekat ke erupsi," ujarnya.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Saat ini, Suantika melanjutkan, uap air di kawah Gunung Agung semakin terpanaskan. "Uap airnya makin banyak yang terpanaskan. Inflasi jalan terus, deformasi naik terus, tekanan masih berlanjut, tapi belum rilis ke permukaan," kata dia.

Saat ini aktivitas kegempaan Gunung Agung masih seimbang antara gempa dangkal dan gempa dalam. Bahkan, dalam beberapa perekaman gempa dalam masih mendominasi. Dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kedalaman gempa terus meningkat. 

Jika biasanya berada pada kedalaman 10 kilometer, kini semakin dangkal menjadi 5 hingga 4 kilometer. "Kedalaman gempa itu menunjukkan titik gempa, titik magma-nya. Di situlah magma berada. Kalau dia menekan, maka terjadi gempa. Dia merekah, ke bawah berarti kan," kata Suantika memaparkan.

Sementara jika akan erupsi, aktivitas gempa dalamnya akan menurun dan gempa dangkal yang akan mendominasi. "

Kalau sudah begitu, erupsi dia. Artinya (magma) semakin naik. Sekarang prosesnya masih seimbang antara gempa dalam dan gempa dangkal. Bahkan masih dominan gempa dalam," ujar dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya