- VIVA.co.id/Diki Hidayat
VIVA – Sebanyak 260 kantong darah milik Palang Merah Indonesia di Kabupaten Garut terpaksa terbuang percuma. Itu lantaran terlalu lama tersimpan di lemari pendingin.
"Terpaksa kami buang, karena sudah kadaluarsa," kata Kepala Unit Trasfusi Darah PMI Garut, Rahmat Wijaya, Selasa 24 Oktober 2017.
Menurut Rahmat, ratusan kantong darah itu merupakan stok darah untuk penggunaan bulan September 2017. Biasanya, seluruh stok darah ini habis digunakan terutama untuk RS Umum dr Slamet Garut.
"Namun pada bulan September lalu darah itu tidak terserap dengan baik oleh RSUD dr. Slamet Garut," katanya.
Di PMI Garut setiap bulannya bisa menyediakan setidaknya 1.500 kantong darah. Dari jumlah itu, 1.200 diantaranya dipergunakan oleh RSUD Garut. Baru kemudian sisanya dipergunakan oleh RS swasta lain.
Sejauh ini, menurut Rahmat, tidak habisnya penggunaan darah milik PMI Garut itu ditengarai oleh adanya pasokan darah dari tempat lain ke RSUD Garut.
"RSUD Garut melakukan kerjasama dengan pihak PMI Bandung, sehingga kebutuhan darah dipasok dari Bandung," katanya.
Timbulkan Kerugian
Terbuangnya kantong darah itu menurut Rahmat merupakan kerugian. Apalagi, kini pihaknya cukup kesulitan mencari pendonor.
Sementara itu, pihak RSUD dr. Slamet Garut mengakui jika telah bekerjasama dengan PMI di Kabupaten Bandung untuk pemenuhan kebutuhan darah.
Itu dilakukan lantaran PMI Garut tak mampu memenuhi kebutuhan darah di RSUD Garut. "Pasokan darah selalu kurang dan sering mengalami kekosongan sejak awal tahun 2017, apalagi saat ini di Garut bermunculan rumah sakit swasta," ujar Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr. Slamet Garut Een Suryani. (ren)
