Jenderal Tito Karnavian Dikukuhkan Sebagai Guru Besar PTIK

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai Guru Besar PTIK
Sumber :
  • VIVA/Irwandi

VIVA – Kapolri Jenderal Polisi, Muhammad Tito Karnavian resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Kepolisian studi strategis kajian kontra terorisme di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian - Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK), Kamis 26 Oktober 2017.

Mendagri Tito Minta Bantuan Polri Dukung Pilkada 2020 saat Pandemi

Pengukuhan guru besar ini bertepatan dengan hari ulang tahun Tito Karnavian ke-53.

Pengukuhan ini dilakukan dalam sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Ketua STIK-PTIK Irjen Pol Remigius Sigid Tri Harjanto dan juga dihadiri secara langsung oleh Menteri Ristek Dikti Mohammad Nasir.

Lomba Protokol Kesehatan Covid-19, Berhadiah Insentif Miliaran Rupiah

Keputusan mengukuhkan Tito Karnavian menjadi guru besar dengan gelar Profesor telah melalui presedur yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan memakan proses waktu yang cukup lama.

Keputusan menetapkan dan mengangkat Tito dalam jabatan akademik sebagai guru besar dan dosen tidak tetap di bidang ilmu Kepolisian studi strategis kajian kontra terorisme, telah ditandatangani Menristekdikti Mohamad Nasir dengan Surat Keputusan Nomor 98876/A2.3/KP/2017 tanggal 19 Oktober 2017.

Mendagri: Mahalnya Mahar Pilkada Picu Korupsi di Daerah

"Menetapkan dan mengangkat Jenderal Polisi Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, MA, Ph.D dalam jabatan akademik sebagai guru besar dan dosen tidak tetap bidang ilmu Kepolisian studi strategis kajian kontra terorisme," kata perwakilkan guru besar pada senat akademik STIK-PTIK, Iza Fadri saat membacakan SK di auditorium STIK-PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 26 Oktober 2017.

Berdasarkan keterangan pers secara tertulis dari Divisi Humas Polri, dengan bertambahnya guru besar Ilmu Kepolisian di STIK-PTIK diharapkan semakin menjadikan Ilmu Kepolisian menjadi ilmu terbuka yang mampu memberikan solusi bagi kepentingan keilmuan maupun kepentingan praktis dalam kaitan dengan tugas-tugas Kepolisian, yaitu pemeliharaan kamtibmas, penegakan hukum, serta perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Proses administrasi pengusulan jabatan akademik guru besar ini secara intensif telah dilakukan sejak awal bulan Juli 2017, setelah sebelumnya dilakukan inventarisasi karya-karya akademik dan verifikasi atas kegiatan ilmiah dan karya tulis dari Tito untuk dijadikan sebagai bagian dari syarat pengurusan jabatan akademik guru besar.

Selain itu, sejumlah jabatan strategis di Kepolisian pernah dijabat Tito Karnavian. Di antaranya sebagai Kepala Densus 88 Anti Terorisme, Kapolda Papua, Asisten Kapolri bidang Perencanaan dan Anggaran Kapolri, Kapolda Metro Jaya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Juli 2016 lalu.

Tito tercatat sebagai lulusan Akademi Kepolisian pada tahun 1987 dengan predikat lulusan terbaik atau penerima Bintang Adhi Makayasa.

Pada Tahun 1992, Tito mendapat beasiswa dari The British Council untuk program Master in Police Studies. Sistem pendidikan di Inggris yang tidak mengenal SI seperti di Indonesia memungkinkannya untuk mengikuti program S2 di University of Exeter, Inggris dan lulus dengan gelar MA di tahun 1993. Tahun 1994- 1996 Tito mengikuti pendidikan kedinasan PTIK dan lulus sebagai peserta terbaik.

Pada tahun 1998 tawaran dari pemerintah New Zealand kepada Polri untuk program Sesko, Tito peroleh dan lulus sekaligus menyandang BA dalam bidang Strategic Studies, karena kerja sama Sesko New Zealand dengan Massey University, salah satu universitas ternama di negara itu. Pada tahun 2000, Tito mengikuti program penyamaan Sesko luar negeri di Sespimpol Lembang Bandung.

Pada tahun 2008, Tito mendapat beasiswa pada program PhD bidang Strategic Studies yang merupakan anak cabang dari disiplin ilmu Politik Internasional di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Nanyang Technological University (NTU) Singapore.

Dalam menyelesaikan program doktor ini, Tito membuat disertasi tentang Insurgensi Islamis yang masih belum banyak dieksplorasi dalam literatur strategic studies, dengan studi kasus gerakan Al Jamaah al Islamiyyah.

Pada bulan April 2013 ia berhasil mempertahankan disertasinya dan memperoleh gelar PhD dengan penghargaan 2nd Class Upper (setingkat Magna Cum Laude dengan GPA 4.25) pada 8 Mei 2013. Tahun 2011 Tito juga menyelesaikan pendidikan di Lemhannas dengan predikat penerima Bintang Seroja lulusan terbaik.

Sejumlah buku dan jurnal internasional sudah pernah dibuat oleh ayah dari tiga anak ini. Salah satunya buku berjudul "Indonesian Top Secret" diterbitkan oleh penerbit nasional, yang ditulis Tito dan rekan-rekannya yang diambil dari pengalamannya dalam memimpin operasi kontra terorisme di Poso, Sulawesi Tengah pada 2005-2007.

Pengukuhan ini dihadiri sejumlah ratusan tamu dan undangan. Tampak Ketua DPR RI Setya Novanto, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, Menteri koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri koordinator bidang Kemaritiman, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.

Ada Wakpolri Komjen Syafruddin dan pejabat utama Polri, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, Ketua komisi III Bambang Soesatyo.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, ketua Ombudsman Amzulian Rifai, anggota komisi I DPR RI Tifatul Sembiring, mantan Kapolri Jenderal purnawirawan Badrodin Haiti, sejumlah Gubernur seperti Gubernur Jambi Zumi Zola, kerabat dan kolega serta tamu undangan lainnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya