Galungan, Pengungsi Gunung Agung Nekat Pulang ke Rumah

Gunung Agung Siaga III, Perayaan Galungan Tetap Digelar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Hari ini, umat Hindu Bali merayakan Galungan. Hari raya besar umat Hindu yang jatuh saban enam bulan sekali itu dirayakan begitu meriah. Perkantoran dan sekolah libur. Umat Hindu menggelar persembahyangan dan setelahnya berkumpul bersama keluarga besar.

Gunung Agung Kembali Kebakaran, Pura dan Prasasti Hangus Dilalap Api

Warga Hindu Bali yang merantau akan kembali ke tanah kelahirannya untuk merayakan Galungan bersama keluarga besar. Mirip Lebaran bagi umat Islam.

Meski di tengah bencana Gunung Agung, warga yang tinggal di sekitar lereng gunung yang kini berstatus siaga (level III) itu juga ingin khidmat merayakan hari raya besar umat Hindu. Mereka berbondong-bondong meninggalkan pengungsian. Salah satunya seperti yang terpantau di Pos Pengungsian GOR Swecapura.

Lereng Gunung Agung Kebakaran

Mereka meminta izin kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung untuk pulang sebentar menggelar persembahyangan. Setelahnya, mereka berjanji akan segera kembali ke pengungsian.

Pengungsi di GOR Swecapura sendiri saat ini berjumlah 1.282 jiwa. Di hari raya Galungan, GOR Swecapura nampak sepi. Mereka meminta izin pulang ke rumah untuk melaksanakan persembahyangan meski tahu berada di zona bahaya. Ya, Gunung Agung sebelumnya berstatus awas.

Gunung Agung Sempat Erupsi, Lontaran Material Pijar hingga 700 Meter

Berdasarkan pengamatan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan statusnya menjadi siaga pada 29 Oktober 2017 pukul 16.00 WITA.

Luas zona bahaya berubah dari radius 9 kilometer dengan perluasan sektoral 12 kilometer menjadi radius 6 kilometer dengan perluasan sektoral 7,5 kilometer. Ada enam desa yang masuk dalam zona bahaya.

Seorang warga bernama I Luh Sucitawati mengaku telah meminta izin kembali ke rumahnya di Desa Muncan. Sebab, seluruh tetangga yang mengungsi juga telah kembali ke rumah untuk persembahyangan.

"Teman-teman sudah pulang semua. Di sana (Desa Muncan) sudah ramai. Jadi saya juga izin pulang sebentar untuk sembahyang," kata Sucitawati ditemui di GOR Swecapura, Rabu 1 November 2017.

Begitu juga dengan Sari dan anaknya, Kadek Juli asal Muncan. Ia telah meminta izin kepada BPBD Klungkung untuk pulang ke rumahnya. "Saya sudah izin pulang ke rumah untuk persembahyangan. Nanti diam dulu di rumah, kalau ada apa-apa, langsung ke sini lagi. Sudah lama rumahnya ditinggal," ucap Sari.

Kepala BPBD Kabupaten Klungkung, I Putu Widiada menjelaskan, di Kabupaten Klungkung terdapat 3.758 jiwa warga Karangasem asal Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Tadi pagi, katanya, pengungsi di KRB III yang tinggal sementara di GOR Swecapura meminta izin untuk kembali ke rumahnya menggelar persembahyangan.

"Kita juga tidak melarang mereka sembahyang. Kita hanya pesan, tolong jaga diri dan hati-hati. Kami tidak mengizinkan, tidak juga melarang. Kalau erupsi, ada early warning system. Ada sirine yang akan berbunyi satu jam sebelum meletus. Kurang lebih ada dua jam untuk menyelamatkan diri sebelum erupsi," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya