- Repro Youtube
VIVA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memastikan ternyata gas vulkanik sudah ke luar dari perut Gunung Agung saat terjadi letusan freatik.
Menurut Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana, gas vulkanik yang ke luar terdeteksi dari hasil pengukuran yang dilakukan PVMBG dengan menggunakan pesawat tanpa awak beberapa saat sebelum terjadi letusan.
"Kami menerbangkan drone dan hasil pengukuran gas pada plume kemarin pagi menunjukkan kadar CO2 dan H2O yang tinggi. SO2 justru rendah. Kemungkinan karena faktor scrubbing, SO2 terjebak dalam air hidrothermal di dalam tubuh Gunung Agung," kata Devy, Rabu 22 November 2017.
Devy menuturkan, tingginya kadar CO2 yang keluar dari puncak gunung berketinggian 3.142 mdpl mengindikasikan bahwa asap putih yang teramati selama ini merupakan kontribusi dari magma.
"Asap ini 100 persen adalah volcanic origin. Kami sudah diskusi dengan ahli geokimia dunia, mereka sepakat bahwa asap selama ini, meskipun didominasi uap air. Namun memiliki komponen magmatik yang cukup tinggi," ujarnya.
Gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Karangasem, Bali, meletus pada pukul 17.35 WITA, Selasa, 21 November 2017. Berdasarkan hasil pengamatan PVMBG, dipastikan peristiwa ini merupakan letusan freatik.