Gerindra Dibuat Kaget dengan Elektabilitas Jokowi

Presiden Jokowi menjajal motor custom.
Sumber :
  • Instagram @Heretf

VIVA – Lembaga Survei Nasional Poltracking Indonesia merilis hasil Survei Elektabilitas beberapa tokoh yang diprediksikan maju sebagai Capres pada Pilpres 2019 mendatang. Hasilnya, nama Joko Widodo dan Prabowo Subianto menjadi dua nama yang tertinggi.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi menyentuh angka 53 persen sedangkan rivalnya Prabowo dengan torehan 30 persen. Menanggapi hasil survei tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Mudzani mengaku heran dengan elektabilitas Jokowi.

Pasalnya saat ini Jokowi dinilai telah mulai bermanuver dan menggunakan kebijakannya untuk merebut hati rakyat. Tetapi justru tingkat keterpilihannya masih berada di kisaran hanya 50 persen.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

"Kami kaget, semua sudah dilakukan Presiden tapi hanya menguasai 53 persen. Menurut saya angka itu belum cukup aman dalam situasi politik yang naik turun seperti ini," kata Mudzani di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu 26 November 2017.

Mudzani menjelaskan, program kerakyatan presiden harusnya membuat Jokowi mengamankan posisinya. Misalnya, dari struktur APBN yang lebih dari Rp100 T yang dianggarkan untuk dana desa, atau peningkatan membantu keluarga prasejahtera dari Rp4 juta sampai Rp12 juta keluarga, atau pun Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

"Satu sisi ini membantu rakyat, tapi sisi lain meningkatkan citra positif presiden petahana yang bisa saja itu digunakan sebagai campaign, itu presiden yang menginisiasi sehingga citranya bisa naik," ujarnya

Mudzani menambahkan, jika dibandingkan dengan Prabowo, Ia yakin Prabowo mampu menyalip elektabilitas Jokowi. Pasalnya saat ini, di saat belum melakukan apapun Prabowo sudah mendapatkan angka 33 persen.

"Itu bagus, tetapi 53 persen itu belum cukup aman dalam situasi politik yang naik turun seperti ini. Oleh karena itu sampai sekarang kami di Gerindra terus melakukan penataan ke dalam. Dan pak Prabowo belum banyak bergerak, kecuali melakukan penataan dalam Partai gerindra," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya