Kala Gunung Agung Alihkan Fokus Petugas PVMBG dari Keluarga

epala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api pada PVMBG, I Gede Suantika, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu 22 November 2017.
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan

VIVA – Hujan belum selesai turun. Kabut tipis menyelimuti Pos Pengamatan Gunung Api Agung yang terletak di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

PVMBG: Teramati Sinar Api Gunung Semeru

Udara dingin sudah barang tentu menembus kulit. Namun, hal itu seperti tak dirasakan oleh I Gede Suantika yang khusyuk mengamati layar komputer. Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) itu terus mengamati perkembangan terkini gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

Sesekali ia menyapa sejumlah jurnalis yang tengah sibuk menulis reportase aktivitas Gunung Agung. Saban hari ia terus melakukan pengamatan aktivitas gunung tersebut. Pagi, siang sore dan malam, Suantika selalu terlihat dan? seakan-akan ia tak pernah tertidur demi mendapatkan data aktual gunung yang tengah erupsi itu.

Gunung Merapi Semburkan Tiga Awan Panas Guguran Berjarak 1,8 Kilometer

"Ini kan tugas negara, tugas yang dibiayai oleh APBN. Jadi, harus dilaksanakan dengan baik," kata Suantika saat membuka perbincangan dengan VIVA, Kamis 30 November 2017.

Suantika mengakui jika ia harus pintar-pintar mengelola waktunya. Lengah sedikit saja bisa fatal bagi masyarakat. Nasib warga di sekitar lereng Gunung Agung? kini seakan berada di tangannya. Itu sebabnya ia tak mau main-main dalam mengamati perkembangan Gunung Agung dari waktu ke waktu.

Masyarakat Diimbau Tak Beraktivitas di Sekitar Gunung Ili Lewotolok

Kendati begitu, bukan berarti ia tak butuh istirahat. Suantika bukan robot. Sebagai manusia biasa, istirahat merupakan kebutuhan di sela menunaikan pekerjaan.

Untuk itu, jika dari hasil pengamatan Gunung Agung belum menunjukkan perkembangan terbaru, ia beristirahat sejenak. Tidurnya tak lelap. Baru beberapa jam ia sudah terbangun. Jika sudah begitu, ia buru-buru ke ruang monitor.

Tak jarang ketika sedang terlelap, baik petugas PVMBG maupun jurnalis mengetuk kamar yang disediakan untuknya. Petugas PVMBG tentu hendak menyampaikan data urgent. Sementara jurnalis sudah barang tentu untuk kebutuhan reportase.

"Ya, selama krisis Gunung Agung meningkat, dia meletus, saya jadi ikut begadang juga kayak rekan-rekan wartawan yang di sini. Kalau ngantuk, tidurnya curi-curi waktu, sebentar gitu," tuturnya.

Pengertian dari Keluarga

Mengamati Gunung Agung yang tengah beraktivitas tinggi memang membutuhkan waktu yang panjang. Sudah barang tentu ia juga harus jauh dari keluarga untuk waktu yang cukup lama. Beruntung, keluarga mengerti pekerjaan yang dilakoninya.

Suantika tak menampik jika fokus dan perhatiannya kini lebih banyak dicurahkan untuk Gunung Agung. "Keluarga berarti dinomorduakan dia, kan. Ya, kalau kangen sama keluarga, komunikasinya lewat telepon. Mereka mengerti pekerjaan saya dan tidak protes," ujarnya.

Dia mengaku memiliki tanggung jawab yang harus dipikul lembaganya. ?Menganalisis kebencanaan dan memitigasinya merupakan dua sisi yang harus menjadi fokus institusinya dalam peristiwa kegunungapian.

"Tapi kan ada waktunya juga bertugas, tidak terus menerus, kan.? Sesekali berlibur meluangkan waktu bersama keluarga," ucapnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya