VIVAnews - Gempa berkekuatan 5,1 skala Richter terjadi pukul 08.07 Waktu Indonesia Barat, Rabu 21 Oktober 2009.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan lokasi gempa terjadi di 2,64 LU - 127.00 BT atau 155 kilometer Melonguane, Sulawesi utara.
Gempa terjadi di kedalaman 45 kilometer.
Menurut penelusuran VIVAnews, Melonguane adalah salah satu wilayah yang paling sering digoyang gempa.
Pada Kamis 12 Februari 2009 pukul 00.34, terjadi gempa dengan kekuatan 7,4 skala Richter.
Data dari situs BMG Kamis 12 Februari 2009 menunjukkan pusat gempa berada pada 112 kilometer tenggara Melonguane, Sulawesi Utara, 136 kilometer Timur Laut Tahuna-Sulut, 313 kilometer Timur Laut Bitung-Sulut, 332 kilometer Timur Laut Manado-Sulut dan 349 kilometer Barat Laut Ternate-Maluku Utara.
Gempa dengan kekuatan besar itu merusak rumah dan fasilitas warga.
Setelah itu, gempa kembali menggundang Melonguane. Pada Senin 23 Februari 2009, terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,1 skala Richter.
Pusat gempa terjadi pada 125 Km tenggara Melonguane atau 137 Km tenggara Tahuna, Sulut, dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa tak menimbulkan tsunami.
Meski tak separah Padang atau Yogjakarta, dua gempa besar yang menggundang Melonguane dalam waktu berdekatan menimbulkan trauma. Gempa sekecil apapun yang dirasakan di sana akan meminbulkan reaksi panik.
Misalnya, pada 20 April 2009 lalu. Gempa hanya dengan kekuatan 5,1 Skala Richter di Melonguane membuat warga panik. "Kami sempat panik dan keluar rumah ketika gempa bumi terjadi, untung saja tidak berlangsung lama, kata Ronal Montoh, salah satu warga Talaud, Senin 20 April 2009.