LSI: Pendukung Pancasila Turun, Beralih ke NKRI Bersyariah

Lingkaran Survei Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVA - Lingkaran Survei Indonesia menemukan bahwa masyarakat Indonesia yang mendukung ideologi Pancasila dari tahun ke tahun semakin menurun. Bahkan, dalam kurun waktu 13 tahun ini, 2005 hingga 2018, masyarakat yang mendukung Pancasila turun 10 persen.

Pentingnya Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Santri

"Dalam 13 tahun publik yang mendukung Pancasila semakin menurun. Sekarang ini terbaru di angka 75,3 persen. Ini memang mayoritas. Tetapi kalau kita bandingkan dengan 2005 ini ada penurunan sekitar 10 persen," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, dalam rilis survei di Kantor LSI, Jalan Pemuda Nomor 70 Jakarta Timur, Selasa, 17 Juli 2018.

LSI merilis, pada tahun 2005 ada 85,2 persen yang mendukung Pancasila. Tahun 2010 turun menjadi 81,7 persen, dan tahun 2015 kembali turun menjadi 79,4 persen. Sementara 2018 kembali mengalami penurunan hingga menjadi 75,3 persen yang pro terhadap Pancasila.

Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan Buntut Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

Ardian menjelaskan, penurunan pro Pancasila sebesar 10 persen, kini lari mendukung ideologi NKRI bersyariah yakni yang menginginkan berdasarkan paham keagamaan.

"Penurunan pro Pancasila ternyata beralih ke pro NKRI bersyariah," katanya.

Dewan Profesor Universitas Brawijaya Minta Pemerintah Tidak Mencederai Demokrasi

Pendukung pro NKRI bersyariah, menurutnya juga banyak disumbang oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah. Baik itu di bawah satu juta hingga yang berpenghasilan antara 1-2 juta.

Pada tahun 2005, warga berpenghasilan rendah yagn pro terhadap Pancasila masih sangat tinggi yakni 91,8 persen. Namun dari tahun ke tahun mengalami penurunan, hingga pada tahun 2018 hanya menjadi 691 persen.

"Selain segmen berpenghasilan rendah, menurunnya pro Pancasila terjadi umumnya pada warga beragama Islam," katanya.

Pada 2005 warga muslim yang mendukung pro Pancasila sebanyak 85,6 persen, namun di tahun 2018 turun menjadi 74,0 persen. Artinya, ada penurunan 11,6 persen dalam kurun waktu 13 tahun.

Makin menurunnya masyarakat yang pro terhadap Pancasila, dipengaruhi oleh tiga faktor besar. Pertama, jelas Ardian, adalah alasan ekonomi.

"Publik melihat yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Kesenjangan sosial juga sangat tinggi," katanya.

Kedua, adanya paham alternatif, yakni NKRI bersyariah. Paham ini semakin masif digaungkan, sehingga makin mendapat perhatian oleh masyarakat terutama di kalangan muslim, yang paling banyak tertarik dengan paham selain Pancasila.

Ketiga, faktor yang membuat pro Pancasila menurun adalah tidak adanya sosialisasi yang efektif dan masif. "Paham Pancasila semakin tidak tersosialisasi secara efektif dari masyarakat kepada masyarkat," katanya.

Survei LSI ini dilakukan pada 28 Juni sampai 5 Juli 2018 melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Adapun margin of error sebesar plus minus 2,9 persen. Survei LSI itu dilakukan di 34 provinsi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya